
Cari SDM Berkualitas, MCAA Teken MoU Dengan SMK Di NTB
Indonesia Maritime Crewing Agents Association (IMCAA) bersama Mandalika Maritime Center (MMC) menggelar berbagai Focus Group Discussion dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Perikanan yang tersebar di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kegiatan dilakukan sejak Sabtu (19/11) dan berlangsung selama seminggu di NTB.
Banyaknya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bidang kelautan dan pelayaran di NTB menjadi modal berharga dalam upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya kemaritiman yang tersedia.
Namun demikian, tidak semua lulusan SMK-SMK tersebut bisa langsung terjun dan bekerja dibidang kelautan dan pelayaran. Tidak sedikit para alumni SMK tersebut tidak mendapatkan akses untuk dapat terjun langsung didunia kerja.
Ada lima sekolah SMK di NTB yang melakukan FGD dan MoU bersama IMCAA diantaranya, SMKN 1 Lembar Lombok Barat, SMKN 1 Keruak Lombok Timur, SMKN 1 Tarano Kabupaten Sumbawa, SMKN 1 Lambu Kec. Lambu, Bima, SMKN 2 Wera Kec. Wera, dan SMKN 4 Kota Bima.
Ketua Umum IMCAA Hengki Wijaya mengatakan, penempatkan Anak Buah Kapal (ABK) ke luar negeri tidak menutup kemungkinan seluruh alumni SMK yang berada di NTB. Mereka dapat langsung terserap untuk bekerja menjadi ABK luar negeri.
“Selain untuk penyerapan tenaga kerja sharing informasi pendidikan dan pelatihan kompetensi di sektor kemaritiman untuk menciptakan generasi muda bangsa yang berkualitas yang dapat bersaing di industri global sektor kemaritiman,” ujarnya dalam keterangannya, Kamis (24/11).
Hengki menjelaskan, proses perekrutan dan penempatan dengan menekankan pada perilaku dan etika selama bekerja bagi siswa SMK.
“Pembentukan fisik dan mental sangat penting bagi calon ABK luar negeri agar selama bekerja tidak ada sedikit pun keinginan untuk mundur atau pulang dikarenakan kondisi kerja yang menuntut fisik dan mental yang lebih kuat,” katanya.
Ia mengungkapkan, program andalan IMCAA saat ini yang telah berjalan adalah kerja sama IMCAA dengan PT. BNI Persero Tbk yang telah berjalan sekitar 3-4 bulan ini. Salah satu programnya adalah pemberian layanan BNI Fleksi atau fasilitas Kredit Tanpa Agunan (KTA) bagi calon ABK luar negeri.
Program ini sangat membantu pihak keluarga calon ABK karena tidak akan terbebani lagi terkait pembiayaan-pembiayaan yang dibutuhkan oleh calon ABK. “Dengan adanya MoU tersebut maka hampir seluruh alumni dari setiap SMK tersebut dapat difasilitasi bekerja di industri kemaritiman,” ucapnya.
Direktur MMC Capt. Febrian Primananda mengatakan, MoU ini adalah salah satu bentuk hadirnya Pemerintah dalam pemberantasan pengangguran dan peningkatan taraf hidup masyarakat.
MoU ini juga sebagai salah satu cara pencegahan masyarakat yang ingin bekerja sebagai ABK luar negeri direkrut dan ditempatkan secara non-prosedural.
“Kerja sama ini tidak hanya menitikberatkan bagi siswa SMKN saja tetapi tidak menutup kemungkinan masyarakat yang memiliki keinginan terjun dalam dunia kemaritiman juga dapat terfasilitasi,” ujarnya.
Untuk diketahui, IMCAA merupakan salah satu asosiasi perusahaan keagenan awak kapal yang sampai saat ini telah memiliki 15 perusahaan. IMCAA telah memiliki izin perekrutan dan penempatan berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 59 tahun 2021 berupa SIUPPAK (Surat Izin Usaha Perekrutan dan Penempatan Awak Kapal) yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan. ■
]]> Indonesia Maritime Crewing Agents Association (IMCAA) bersama Mandalika Maritime Center (MMC) menggelar berbagai Focus Group Discussion dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Perikanan yang tersebar di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kegiatan dilakukan sejak Sabtu (19/11) dan berlangsung selama seminggu di NTB.
Banyaknya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bidang kelautan dan pelayaran di NTB menjadi modal berharga dalam upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya kemaritiman yang tersedia.
Namun demikian, tidak semua lulusan SMK-SMK tersebut bisa langsung terjun dan bekerja dibidang kelautan dan pelayaran. Tidak sedikit para alumni SMK tersebut tidak mendapatkan akses untuk dapat terjun langsung didunia kerja.
Ada lima sekolah SMK di NTB yang melakukan FGD dan MoU bersama IMCAA diantaranya, SMKN 1 Lembar Lombok Barat, SMKN 1 Keruak Lombok Timur, SMKN 1 Tarano Kabupaten Sumbawa, SMKN 1 Lambu Kec. Lambu, Bima, SMKN 2 Wera Kec. Wera, dan SMKN 4 Kota Bima.
Ketua Umum IMCAA Hengki Wijaya mengatakan, penempatkan Anak Buah Kapal (ABK) ke luar negeri tidak menutup kemungkinan seluruh alumni SMK yang berada di NTB. Mereka dapat langsung terserap untuk bekerja menjadi ABK luar negeri.
“Selain untuk penyerapan tenaga kerja sharing informasi pendidikan dan pelatihan kompetensi di sektor kemaritiman untuk menciptakan generasi muda bangsa yang berkualitas yang dapat bersaing di industri global sektor kemaritiman,” ujarnya dalam keterangannya, Kamis (24/11).
Hengki menjelaskan, proses perekrutan dan penempatan dengan menekankan pada perilaku dan etika selama bekerja bagi siswa SMK.
“Pembentukan fisik dan mental sangat penting bagi calon ABK luar negeri agar selama bekerja tidak ada sedikit pun keinginan untuk mundur atau pulang dikarenakan kondisi kerja yang menuntut fisik dan mental yang lebih kuat,” katanya.
Ia mengungkapkan, program andalan IMCAA saat ini yang telah berjalan adalah kerja sama IMCAA dengan PT. BNI Persero Tbk yang telah berjalan sekitar 3-4 bulan ini. Salah satu programnya adalah pemberian layanan BNI Fleksi atau fasilitas Kredit Tanpa Agunan (KTA) bagi calon ABK luar negeri.
Program ini sangat membantu pihak keluarga calon ABK karena tidak akan terbebani lagi terkait pembiayaan-pembiayaan yang dibutuhkan oleh calon ABK. “Dengan adanya MoU tersebut maka hampir seluruh alumni dari setiap SMK tersebut dapat difasilitasi bekerja di industri kemaritiman,” ucapnya.
Direktur MMC Capt. Febrian Primananda mengatakan, MoU ini adalah salah satu bentuk hadirnya Pemerintah dalam pemberantasan pengangguran dan peningkatan taraf hidup masyarakat.
MoU ini juga sebagai salah satu cara pencegahan masyarakat yang ingin bekerja sebagai ABK luar negeri direkrut dan ditempatkan secara non-prosedural.
“Kerja sama ini tidak hanya menitikberatkan bagi siswa SMKN saja tetapi tidak menutup kemungkinan masyarakat yang memiliki keinginan terjun dalam dunia kemaritiman juga dapat terfasilitasi,” ujarnya.
Untuk diketahui, IMCAA merupakan salah satu asosiasi perusahaan keagenan awak kapal yang sampai saat ini telah memiliki 15 perusahaan. IMCAA telah memiliki izin perekrutan dan penempatan berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 59 tahun 2021 berupa SIUPPAK (Surat Izin Usaha Perekrutan dan Penempatan Awak Kapal) yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .