
Cari Obat Corona Presiden Saja Tidak Dapat
Presiden Jokowi turun gunung mengecek stok obat terapi Corona. Kemarin sore, Jokowi blusukan ke apotek di Bogor untuk membeli obat tersebut. Sayangnya, Jokowi pulang dengan tangan hampa. Semua obat yang dicari, tidak ada. Yang ada, cuma vitamin.
Kemarin, agenda Jokowi cukup padat. Pagi-pagi, Jokowi menghadiri peringatan Hari Anak Nasional yang digelar secara virtual. Di acara ini, Jokowi berdialog dengan anak-anak SD Sudimara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Di sela-sela percakapan, ada seorang siswa nyeletuk, bertanya tentang kesibukan Jokowi. “Kalau jadi presiden ngapain aja?” tanya siswa itu. “Iya Pak, ngapain aja?” timpal yang lain.
Mendengar pertanyaan tersebut, Jokowi lantas tertawa. Setelah berhenti sejenak, Kepala Negara lalu menjawab, “Ya memimpin rapat dengan menteri-menteri.”
Jokowi kemudian membeberkan kesibukannya berkeliling Indonesia untuk mengecek infrastruktur. Seperti berkunjung ke Aceh sampai ke Papua untuk mengecek jalan, waduk-waduk, pelabuhan, bandara, dan lain-lain.
Setelah suasana cair, Jokowi meminta anak-anak tetap memakai masker jika keluar rumah dan tetap menjalankan protokol kesehatan. “Harus tetap semangat belajar. Selamat Hari Anak Nasional untuk semua anak-anakku di Indonesia,” pesannya.
Setelah acara itu, Jokowi keluar kandang. Tujuannya, ke Apotek Villa Duta, di Kota Bogor. Di lokasi, Jokowi langsung menuju loket 2. “Saya mau ini,” ujar Jokowi sembari menatap kertas daftar obat, ke apoteker perempuan yang melayaninya di balik mika penyekat.
“Saya cari obat anti virus yang Oseltamivir ini,” ucapnya. Sayang, obat tersebut tidak ada. “Oseltamivir sudah kosong, Pak,” jawab apoteker. “Nggak ada?” tanya lagi Jokowi, mempertegas. “Nggak ada, Pak,” jawab apoteker sembari geleng-geleng kepala.
Tidak menyerah, Jokowi pun menanyakan ketersediaan stok oseltamivir di tempat lain. “Terus saya cari ke mana kalau kita mau cari,” paparnya. “Nah itu, kita juga tidak dapat barang dari pemasoknya,” terang apoteker.
Jokowi lalu memperdalam pertanyaannya. “Sudah berapa hari nggak ada?” telisiknya. Ternyata, Oseltamivir jenis generik sudah lama tidak tersedia. “Kalau yang generik sudah lama, Pak. Kemarin masih ada merek Fluvir, itu patennya. Tapi sekarang juga kosong,” terang apoteker.
“Kalau yang Favipiravir?” tanya Jokowi lagi. “Favipiravir kita enggak punya,” ucap apoteker.
Karena obat tidak ada, Jokowi lalu bertanya soal vitamin D3. Kali ini, baru ada. Tapi, yang tersedia hanya yang 1.000. Yang 5.000 tidak ada. Jokowi juga meminta multivitamin yang mengandung zinc. Namun, yang tersedia hanya megavite. Jokowi kemudian meminta semua barang itu dibungkus, lalu membayarnya.
Di dalam mobil, Jokowi menelepon Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Jokowi menceritakan dia mencari obat Corona di apotek, tapi tidak ada. “Baik, kami cek,” jawab BGS, sapaan akrab Budi Gunadi Sadikin.
Menkes lalu menjelaskan, di Apotek Kimia Farma, obat-obatan itu masih tersedia. Bahkan, bisa dicek via online. “Ada online, bisa dibaca oleh semua rakyat, Pak,” terang BGS. “Oke, saya ke sana saja. Saya beli itu coba, ada nggak,” sahut Jokowi.
Langkah Jokowi ngecek obat langsung ke apotek jadi perbincangan hangat di medsos. Banyak warganet yang heran, Presiden saja sulit cari obat.
“Presiden aja dikibulin oleh tirani medis, apalagi pasien Covid,” cuit @p023456. “Sedih pasti hati Pak @Jokowi,” timpal @linaandria.
Akun @e2oliHhZSkBYTFc justru tidak heran obat yang dimaksud Jokowi kosong di pasaran. “Hampir semua apotek tak ada obat yang memang sedang dicari,” tulisnya.
Ada juga seorang apoteker yang lapor bahwa memang obat Corona sedang susah. “Saya apoteker, punya apotek di Kabupaten Purbalingga. Obat sekarang susah banget, Pak. Obat batuk pilek (sirup dan tablet), paracetamol, dan vitamin.
Hal ini tidak cuma di apotek saya, daerah sekitar sampai Purwokerto bahkan Yogyakarta juga sama. Sidak lagi Pak, siapa tau ada yang nimbun,” tukas @yudavvu. [UMM]
]]> Presiden Jokowi turun gunung mengecek stok obat terapi Corona. Kemarin sore, Jokowi blusukan ke apotek di Bogor untuk membeli obat tersebut. Sayangnya, Jokowi pulang dengan tangan hampa. Semua obat yang dicari, tidak ada. Yang ada, cuma vitamin.
Kemarin, agenda Jokowi cukup padat. Pagi-pagi, Jokowi menghadiri peringatan Hari Anak Nasional yang digelar secara virtual. Di acara ini, Jokowi berdialog dengan anak-anak SD Sudimara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Di sela-sela percakapan, ada seorang siswa nyeletuk, bertanya tentang kesibukan Jokowi. “Kalau jadi presiden ngapain aja?” tanya siswa itu. “Iya Pak, ngapain aja?” timpal yang lain.
Mendengar pertanyaan tersebut, Jokowi lantas tertawa. Setelah berhenti sejenak, Kepala Negara lalu menjawab, “Ya memimpin rapat dengan menteri-menteri.”
Jokowi kemudian membeberkan kesibukannya berkeliling Indonesia untuk mengecek infrastruktur. Seperti berkunjung ke Aceh sampai ke Papua untuk mengecek jalan, waduk-waduk, pelabuhan, bandara, dan lain-lain.
Setelah suasana cair, Jokowi meminta anak-anak tetap memakai masker jika keluar rumah dan tetap menjalankan protokol kesehatan. “Harus tetap semangat belajar. Selamat Hari Anak Nasional untuk semua anak-anakku di Indonesia,” pesannya.
Setelah acara itu, Jokowi keluar kandang. Tujuannya, ke Apotek Villa Duta, di Kota Bogor. Di lokasi, Jokowi langsung menuju loket 2. “Saya mau ini,” ujar Jokowi sembari menatap kertas daftar obat, ke apoteker perempuan yang melayaninya di balik mika penyekat.
“Saya cari obat anti virus yang Oseltamivir ini,” ucapnya. Sayang, obat tersebut tidak ada. “Oseltamivir sudah kosong, Pak,” jawab apoteker. “Nggak ada?” tanya lagi Jokowi, mempertegas. “Nggak ada, Pak,” jawab apoteker sembari geleng-geleng kepala.
Tidak menyerah, Jokowi pun menanyakan ketersediaan stok oseltamivir di tempat lain. “Terus saya cari ke mana kalau kita mau cari,” paparnya. “Nah itu, kita juga tidak dapat barang dari pemasoknya,” terang apoteker.
Jokowi lalu memperdalam pertanyaannya. “Sudah berapa hari nggak ada?” telisiknya. Ternyata, Oseltamivir jenis generik sudah lama tidak tersedia. “Kalau yang generik sudah lama, Pak. Kemarin masih ada merek Fluvir, itu patennya. Tapi sekarang juga kosong,” terang apoteker.
“Kalau yang Favipiravir?” tanya Jokowi lagi. “Favipiravir kita enggak punya,” ucap apoteker.
Karena obat tidak ada, Jokowi lalu bertanya soal vitamin D3. Kali ini, baru ada. Tapi, yang tersedia hanya yang 1.000. Yang 5.000 tidak ada. Jokowi juga meminta multivitamin yang mengandung zinc. Namun, yang tersedia hanya megavite. Jokowi kemudian meminta semua barang itu dibungkus, lalu membayarnya.
Di dalam mobil, Jokowi menelepon Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Jokowi menceritakan dia mencari obat Corona di apotek, tapi tidak ada. “Baik, kami cek,” jawab BGS, sapaan akrab Budi Gunadi Sadikin.
Menkes lalu menjelaskan, di Apotek Kimia Farma, obat-obatan itu masih tersedia. Bahkan, bisa dicek via online. “Ada online, bisa dibaca oleh semua rakyat, Pak,” terang BGS. “Oke, saya ke sana saja. Saya beli itu coba, ada nggak,” sahut Jokowi.
Langkah Jokowi ngecek obat langsung ke apotek jadi perbincangan hangat di medsos. Banyak warganet yang heran, Presiden saja sulit cari obat.
“Presiden aja dikibulin oleh tirani medis, apalagi pasien Covid,” cuit @p023456. “Sedih pasti hati Pak @Jokowi,” timpal @linaandria.
Akun @e2oliHhZSkBYTFc justru tidak heran obat yang dimaksud Jokowi kosong di pasaran. “Hampir semua apotek tak ada obat yang memang sedang dicari,” tulisnya.
Ada juga seorang apoteker yang lapor bahwa memang obat Corona sedang susah. “Saya apoteker, punya apotek di Kabupaten Purbalingga. Obat sekarang susah banget, Pak. Obat batuk pilek (sirup dan tablet), paracetamol, dan vitamin.
Hal ini tidak cuma di apotek saya, daerah sekitar sampai Purwokerto bahkan Yogyakarta juga sama. Sidak lagi Pak, siapa tau ada yang nimbun,” tukas @yudavvu. [UMM]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .