Cari Anak Kang Emil Di Sungai Aare, Tim SAR Pakai Drone Khusus
Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman D. Hadad mengatakan, Tim SAR di Sungai Aare, Bern akan terus mencari anak sulung Gubernur Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz yang hilang. Salah satunya dengan menggunakan perahu dan drone berteknologi tinggi.
“Untuk metode pagi ini lebih intensif dengan boat search dan drone menyisir tepian sungai dan melakukan penyelaman,” kata Muliaman saat menggelar jumpa pers secara virtual, Sabtu (28/5). Hadir juga dalam kesempatan itu perwakilan keluarga, Elpi Nazmuzzaman.
Menurut Muliaman, drone pemindai suhu tubuh atau thermal sempat digunakan untuk mencari Eril-sapaan akrab Emmeril Khan Mumtadz-selama lima belas menit setelah Eril dilaporkan hilang. Sedangkan drone yang akan digunakan pada pencarian hari ketiga, lanjut Hadad, merupakan drone pendeteksi permukaan sungai.
Menurut dia, drone tersebut akan mencitrakan kondisi sungai sehingga akan membantu pencarian Eril. “Jadi hasil dari drone thermal itu efektif pada menit awal. Ketika thermal tidak terdeteksi, maka tidak maksimal. Drone sekarang berbeda, terbang rendah di sepanjang arus sungai, bermanuver jengkal demi jengkal,” kata dia.
Selain menggunakan drone, penyelaman pun akan disesuaikan dengan situasi. Hal ini mengingat danau yang menjadi muara dan Sungai Aaree memiliki air yang dingin dan keruh karena berasal dari salju yang meleleh.
“Suhu air di sungai sekitar 16 derajat Celcius dengan tingkat kekeruhan yang agak keruh dibandingkan situasi optimal yang air biru bening kalau musim panas,” kata dia.
Sebelumnya, Muliaman mengatakan tidak ada batasan waktu untuk pencarian. “Tidak ada spesifik batas waktu maksimal dihentikan,” ujar Muliaman.
Menurut Tim SAR, kata Muliaman, mereka akan terus melakukan pencarian Eril di Sungai Aare. Apalagi, menjaga keamanan dan memantau sungai adalah tugas mereka sehari-hari.
Meski begitu, kata Muliaman, ada kritikal waktu penting dalam pencarian, yakni tiga hari pertama. Tapi ada juga yang baru ditemukan setelah tiga minggu. “Itu menurut mereka berdasarkan pengalaman puluhan tahun,” ujarnya. ■
]]> Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman D. Hadad mengatakan, Tim SAR di Sungai Aare, Bern akan terus mencari anak sulung Gubernur Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz yang hilang. Salah satunya dengan menggunakan perahu dan drone berteknologi tinggi.
“Untuk metode pagi ini lebih intensif dengan boat search dan drone menyisir tepian sungai dan melakukan penyelaman,” kata Muliaman saat menggelar jumpa pers secara virtual, Sabtu (28/5). Hadir juga dalam kesempatan itu perwakilan keluarga, Elpi Nazmuzzaman.
Menurut Muliaman, drone pemindai suhu tubuh atau thermal sempat digunakan untuk mencari Eril-sapaan akrab Emmeril Khan Mumtadz-selama lima belas menit setelah Eril dilaporkan hilang. Sedangkan drone yang akan digunakan pada pencarian hari ketiga, lanjut Hadad, merupakan drone pendeteksi permukaan sungai.
Menurut dia, drone tersebut akan mencitrakan kondisi sungai sehingga akan membantu pencarian Eril. “Jadi hasil dari drone thermal itu efektif pada menit awal. Ketika thermal tidak terdeteksi, maka tidak maksimal. Drone sekarang berbeda, terbang rendah di sepanjang arus sungai, bermanuver jengkal demi jengkal,” kata dia.
Selain menggunakan drone, penyelaman pun akan disesuaikan dengan situasi. Hal ini mengingat danau yang menjadi muara dan Sungai Aaree memiliki air yang dingin dan keruh karena berasal dari salju yang meleleh.
“Suhu air di sungai sekitar 16 derajat Celcius dengan tingkat kekeruhan yang agak keruh dibandingkan situasi optimal yang air biru bening kalau musim panas,” kata dia.
Sebelumnya, Muliaman mengatakan tidak ada batasan waktu untuk pencarian. “Tidak ada spesifik batas waktu maksimal dihentikan,” ujar Muliaman.
Menurut Tim SAR, kata Muliaman, mereka akan terus melakukan pencarian Eril di Sungai Aare. Apalagi, menjaga keamanan dan memantau sungai adalah tugas mereka sehari-hari.
Meski begitu, kata Muliaman, ada kritikal waktu penting dalam pencarian, yakni tiga hari pertama. Tapi ada juga yang baru ditemukan setelah tiga minggu. “Itu menurut mereka berdasarkan pengalaman puluhan tahun,” ujarnya. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .