Capres Dan Sepak Bola .

Hasrat dan peluang para calon “kandidat capres” bisa menjadi salah satu penghambat wacana “presiden 3 periode”.

Beberapa ketua umum parpol tampak sudah mengarahkan minatnya ke Pilpres 2024. Ada yang sudah mengadakan pembicaraan awal. Semacam penjajakan.

Nama-nama tokoh parpol, walaupun bukan ketua umum, juga sudah masuk list survei. Pemanasan sudah dilakukan dengan memasangkan beberapa tokoh.

Para kepala daerah juga terus menatap ke depan. Anies Baswedan semakin aktif blusukan. Misalnya makan di warung pinggir jalan atau berangkat kerja naik kereta.

Gubernur lainnya juga terus mengemuka. Ada Ganjar Pranowo (Jateng), Ridwan Kamil (Jabar) atau Khofifah (Jatim).

Di luar itu, ada beberapa menteri yang disebut berpotensi. Sebut misalnya Sandiaga Uno, Tri Rismaharini, Prabowo atau Erick Thohir.

Para menteri akan diuntungkan karena mereka bisa terus berada di atas panggung sampai Pilpres 2024 (kalau tidak direshuffle).

Ini berbeda dengan para kepala daerah yang harus turun panggung sebelum 2024. Mereka (Anies Cs) akan mengakhiri masa jabatan pada 2022 dan 2023 karena Pilkada serentak baru akan digelar pada 2024, berbarengan dengan Pilpres.

 

Erick Thohir misalnya, bahkan punya panggung lain yang tak sepenuhnya baru: panggung olahraga. Sepakbola.

Menteri BUMN ini kemarin diumumkan telah mejadi pemilik baru klub Persis Solo. Dia membeli klub itu bersama pengusaha asal Solo, Kevin Nugroho, dan putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep.

Komposisi sahamnya: Kaesang 40 persen, Kevin 30 persen, dan Erick Tohir 20 persen. Sepuluh persen saham dipegang para pendiri. Menguasai saham mayoritas, Kaesang akan duduk sebagai Direktur Utama klub.

Ini modal. Bisa menjadi “investasi politik”. Apalagi di negeri sepakbola seperti Indonesia. Dengan pengalamannya yang segudang di beberapa negara, Erick juga bisa “membimbing” Kaesang dalam investasi olahraga.

Sebelum membeli Persis Solo, Erick pernah menjadi pemilik klub sepak bola DC United (AS) dan Oxford United (klub Divisi III Liga Inggris). Dia juga disebut-sebut memiliki saham di Persib Bandung.

Sebelum merambah dunia internasional, Erick menjadi pemilik klub bola basket nasional, Satria Muda.

Yang paling fenomenal tentu saja ketika dia membeli klub raksasa Italia, Inter Milan. Sekarang sahamnya sudah dijual ke perusahaan penyedia dana asal Hong Kong. Erick disebut meraup untung besar dari penjualan ini.

Menariknya, Italia memiliki sejarah “bola dan politik”. Mantan Perdana Menteri Italia yang juga pengusaha media, Silvio Berlusconi adalah pemilik klub AC Milan.

Bagaimana dengan Indonesia? 

]]> .
Hasrat dan peluang para calon “kandidat capres” bisa menjadi salah satu penghambat wacana “presiden 3 periode”.

Beberapa ketua umum parpol tampak sudah mengarahkan minatnya ke Pilpres 2024. Ada yang sudah mengadakan pembicaraan awal. Semacam penjajakan.

Nama-nama tokoh parpol, walaupun bukan ketua umum, juga sudah masuk list survei. Pemanasan sudah dilakukan dengan memasangkan beberapa tokoh.

Para kepala daerah juga terus menatap ke depan. Anies Baswedan semakin aktif blusukan. Misalnya makan di warung pinggir jalan atau berangkat kerja naik kereta.

Gubernur lainnya juga terus mengemuka. Ada Ganjar Pranowo (Jateng), Ridwan Kamil (Jabar) atau Khofifah (Jatim).

Di luar itu, ada beberapa menteri yang disebut berpotensi. Sebut misalnya Sandiaga Uno, Tri Rismaharini, Prabowo atau Erick Thohir.

Para menteri akan diuntungkan karena mereka bisa terus berada di atas panggung sampai Pilpres 2024 (kalau tidak direshuffle).

Ini berbeda dengan para kepala daerah yang harus turun panggung sebelum 2024. Mereka (Anies Cs) akan mengakhiri masa jabatan pada 2022 dan 2023 karena Pilkada serentak baru akan digelar pada 2024, berbarengan dengan Pilpres.

 

Erick Thohir misalnya, bahkan punya panggung lain yang tak sepenuhnya baru: panggung olahraga. Sepakbola.

Menteri BUMN ini kemarin diumumkan telah mejadi pemilik baru klub Persis Solo. Dia membeli klub itu bersama pengusaha asal Solo, Kevin Nugroho, dan putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep.

Komposisi sahamnya: Kaesang 40 persen, Kevin 30 persen, dan Erick Tohir 20 persen. Sepuluh persen saham dipegang para pendiri. Menguasai saham mayoritas, Kaesang akan duduk sebagai Direktur Utama klub.

Ini modal. Bisa menjadi “investasi politik”. Apalagi di negeri sepakbola seperti Indonesia. Dengan pengalamannya yang segudang di beberapa negara, Erick juga bisa “membimbing” Kaesang dalam investasi olahraga.

Sebelum membeli Persis Solo, Erick pernah menjadi pemilik klub sepak bola DC United (AS) dan Oxford United (klub Divisi III Liga Inggris). Dia juga disebut-sebut memiliki saham di Persib Bandung.

Sebelum merambah dunia internasional, Erick menjadi pemilik klub bola basket nasional, Satria Muda.

Yang paling fenomenal tentu saja ketika dia membeli klub raksasa Italia, Inter Milan. Sekarang sahamnya sudah dijual ke perusahaan penyedia dana asal Hong Kong. Erick disebut meraup untung besar dari penjualan ini.

Menariknya, Italia memiliki sejarah “bola dan politik”. Mantan Perdana Menteri Italia yang juga pengusaha media, Silvio Berlusconi adalah pemilik klub AC Milan.

Bagaimana dengan Indonesia? 
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories