
Bunda, Pastikan Anak Sarapan Sebelum Ke Sekolah Ya…
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terus berlangsung meski kasus Covid-19 kembali naik. Demi keamanan dan kesehatan, sebelum anak berangkat ke sekolah, ada baiknya orang tua mengecek protokol kesehatan (prokes) hingga kesiapan mentalnya.
Akun @lawancovid19_id mengungkap beberapa hal yang harus dicek sebelum anak berangkat sekolah. Pertama, kondisi anak, izinkan berangkat ke sekolah jika sedang tidak sakit. Kemudian, pastikan anak memakai masker dan membawa cadangannya, serta membawa hand sanitizer.
Selanjutnya, memastikan anak sudah sarapan terlebih dahulu di rumah, sehingga tidak perlu melepaskan masker di sekolah untuk makan. Pastikan juga perlengkapan sekolah anak sudah lengkap, sehingga tidak perlu meminjam milik temannya.
“Berikan juga pemahaman pada anak tentang disiplin prokes, seperti senantiasa menjaga jarak dan rutin mencuci tangan pakai sabun atau membersihkan dengan hand sanitizer,” imbau @lawancovid19_id.
Akun @kurniaameliaa mengatakan, mempersiapkan mental dan fisik anak dalam menghadapi sekolah tatap muka merupakan hal yang utama. Pasalnya, tidak semua anak punya kemampuan menjaga diri dan kesehatan, khususnya di tengah pandemi.
“Pada dasarnya yang paling penting untuk PTM adalah mental anak, khususnya anak TK dan anak SD,” kata @tabebuiarosie.
“Penting banget orang tua mengerti perasaan anaknya kalau belum siap secara mental dan mapan secara ekonomi,” timpal @salmanbiroe.
Akun @sallyfauzi mengungkapkan, sarapan menjadi hal yang tidak boleh dilupakan sebelum anak berangkat sekolah PTM. Karena di sekolah tidak boleh membawa makan dan minum.
“Saya selalu mengingatkan orang tua menyiapkan sarapan sebelum anak berangkat sekolah,” ujarnya.
“Yey sekolah lagi! Semangat ya yang sudah PTM. Jangan lupa sarapan dulu sebelum berangkat. Pas di sekolah kalau bisa maskernya dipakai terus. Semangat belajarnya buat semua,” ujar @lilskechtan.
Akun @achmad_muhajjir mengungkapkan, satu hal lagi yang tidak boleh terlewatkan sebelum anak mengikuti PTM adalah vaksin. Vaksinasi anak sangat membantu Pemerintah mempersiapkan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
“Siapa yang anaknya mulai PTM di sekolah? Kalau belum dapat vaksin memang masih agak waswas ya bun. Tapi bagaimana lagi karena PTM juga penting untuk perkembangan anak,” ungkap @april_hamsa. “Persiapan sekolah tatap muka adalah vaksin anak,” tegas @aininurcom.
Akun @anitasabidi mengaku, akan mengizinkan anaknya kembali mengikuti pelajaran di sekolah jika semua orang di lingkungan pendidikan sudah divaksin Covid-19. Keputusannya tersebut sesuai dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
“Melepas anak PTM ke sekolah saat ini memang masih bikin ketar-ketir ya Bun? Buat ibu-ibu yang masih merasa cemas mungkin bisa tanya teman, saudara atau tetangga yang anaknya sudah PTM agar tahu apa saja yang sebaiknya disiapkan sebelum anak bersekolah,” jelas @april_hamsa.
Sementara, @zulkarwin mengatakan, persiapan anak mengikuti PTM akan sia-sia jika pihak sekolah tidak mendukung. Mulai dari mengatur jarak kursi, menyiapkan sarana kebersihan, menerapkan prokes ketat serta menyiapkan mekanisme pengawasan untuk anak didik ketika jam istirahat. [ASI]
]]> Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terus berlangsung meski kasus Covid-19 kembali naik. Demi keamanan dan kesehatan, sebelum anak berangkat ke sekolah, ada baiknya orang tua mengecek protokol kesehatan (prokes) hingga kesiapan mentalnya.
Akun @lawancovid19_id mengungkap beberapa hal yang harus dicek sebelum anak berangkat sekolah. Pertama, kondisi anak, izinkan berangkat ke sekolah jika sedang tidak sakit. Kemudian, pastikan anak memakai masker dan membawa cadangannya, serta membawa hand sanitizer.
Selanjutnya, memastikan anak sudah sarapan terlebih dahulu di rumah, sehingga tidak perlu melepaskan masker di sekolah untuk makan. Pastikan juga perlengkapan sekolah anak sudah lengkap, sehingga tidak perlu meminjam milik temannya.
“Berikan juga pemahaman pada anak tentang disiplin prokes, seperti senantiasa menjaga jarak dan rutin mencuci tangan pakai sabun atau membersihkan dengan hand sanitizer,” imbau @lawancovid19_id.
Akun @kurniaameliaa mengatakan, mempersiapkan mental dan fisik anak dalam menghadapi sekolah tatap muka merupakan hal yang utama. Pasalnya, tidak semua anak punya kemampuan menjaga diri dan kesehatan, khususnya di tengah pandemi.
“Pada dasarnya yang paling penting untuk PTM adalah mental anak, khususnya anak TK dan anak SD,” kata @tabebuiarosie.
“Penting banget orang tua mengerti perasaan anaknya kalau belum siap secara mental dan mapan secara ekonomi,” timpal @salmanbiroe.
Akun @sallyfauzi mengungkapkan, sarapan menjadi hal yang tidak boleh dilupakan sebelum anak berangkat sekolah PTM. Karena di sekolah tidak boleh membawa makan dan minum.
“Saya selalu mengingatkan orang tua menyiapkan sarapan sebelum anak berangkat sekolah,” ujarnya.
“Yey sekolah lagi! Semangat ya yang sudah PTM. Jangan lupa sarapan dulu sebelum berangkat. Pas di sekolah kalau bisa maskernya dipakai terus. Semangat belajarnya buat semua,” ujar @lilskechtan.
Akun @achmad_muhajjir mengungkapkan, satu hal lagi yang tidak boleh terlewatkan sebelum anak mengikuti PTM adalah vaksin. Vaksinasi anak sangat membantu Pemerintah mempersiapkan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
“Siapa yang anaknya mulai PTM di sekolah? Kalau belum dapat vaksin memang masih agak waswas ya bun. Tapi bagaimana lagi karena PTM juga penting untuk perkembangan anak,” ungkap @april_hamsa. “Persiapan sekolah tatap muka adalah vaksin anak,” tegas @aininurcom.
Akun @anitasabidi mengaku, akan mengizinkan anaknya kembali mengikuti pelajaran di sekolah jika semua orang di lingkungan pendidikan sudah divaksin Covid-19. Keputusannya tersebut sesuai dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
“Melepas anak PTM ke sekolah saat ini memang masih bikin ketar-ketir ya Bun? Buat ibu-ibu yang masih merasa cemas mungkin bisa tanya teman, saudara atau tetangga yang anaknya sudah PTM agar tahu apa saja yang sebaiknya disiapkan sebelum anak bersekolah,” jelas @april_hamsa.
Sementara, @zulkarwin mengatakan, persiapan anak mengikuti PTM akan sia-sia jika pihak sekolah tidak mendukung. Mulai dari mengatur jarak kursi, menyiapkan sarana kebersihan, menerapkan prokes ketat serta menyiapkan mekanisme pengawasan untuk anak didik ketika jam istirahat. [ASI]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .