Buka Luka Lama SBY Dan Megawati Marzuki Alie Diminta Jadi Suri Tauladan
Eks Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Marzuki Alie memanaskan suhu politik Demokrat yang belum lama ini mendidih karena ada isu kudeta. Dalam sebuah podcast, dia bicara soal Demokrat, dan membuka “luka lama” antara SBY dan Megawati Soekarnoputri. Akibat sikapnya ini, Marzuki diminta menahan diri dan tidak terkesan mengadu domba antara SBY dan Megawati, juga antara Demokrat dan PDIP.
Marzuki menyampaikan hal itu saat mengikuti podcast Akbar Faizal di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored. Sebagai host, Akbar mengundang dua bintang tamu. Selain Marzuki, ada Kurator Negara Institute Mulyadi La Tadampali.
Perbincangan mereka cukup santai, namun berisi. Video berdurasi 1 jam 4 menit ini berjudul “Marzuki Alie: Saya Tutupi Borok Partai Demokrat Selama Ini Lho”.
Awalnya, Akbar meminta Marzuki mengungkapkan apa yang terjadi dalam tubuh Demokrat pasca isu pendongkelan Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY yang menyeret nama Marzuki dan Moeldoko. Eks Ketua DPR itu menjelaskan, isu pendongkelan tak ada kaitannya dengan dirinya. Jangankan mendongkel, membicarakan Demokrat saja tidak.
Menariknya, politikus kelahiran Palembang 65 tahun itu mengenang periode emasnya dengan SBY. Salah satunya, menceritakan strategi politik SBY yang membuat Megawati, kecolongan sampai dua kali. Alhasil, luka lama Megawati terhadap SBY yang menjadi rahasia publik jelang Pilpres 2004, kembali mencuat.
“Pak SBY menyampaikan: Pak Marzuki, saya akan berpasangan dengan Pak JK (Jusuf Kalla). Ini Bu Mega akan kecolongan dua kali ini. Kecolongan pertama dia (SBY) yang pindah. Kecolongan kedua, dia (SBY) ambil Pak JK. Itu kalimatnya,” kata Marzuki, mengenang ucapan SBY saat itu.
Cerita soal ini sebenarnya sudah usang. Baik Mega atau SBY tak pernah ngungkit-ngungkit lagi. Begitu juga Demokrat dan PDIP, tak pernah lagi membicarakannya. Semua seperti sudah “TST” alias tau sama tau.
Menanggapi pernyataan Marzuki Alie itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat, Andi Arief kecewa. Andi menganggap omongan Marzuki belum tentu kebenarannya. Dengan tegas, Andi bilang pernyatan Marzuki itu hantu. “Kenapa hantu, karena Marzuki mengarang bebas,” cetusnya melalui akun @Andiarief__.
Dikonfirmasi lagi, Marzuki siap sumpah mubahalah terkait ceritanya itu. Marzuki lantas menuding, Andi tidak mengetahui sejarah Demokrat. Mengingat, Andi baru masuk ke partai setelah SBY selesai menjabat sebagai Presiden. “Mereka kan belum kenal PD, masuk PD setelah SBY selesai menjadi presiden. Mana tahu mereka sejarah panjang membangun PD,” pungkasnya.
Di daerah, kader Demokrat berang mendengar cerita Marzuki ini.
“Saya sebagai generasi muda PD meminta dengan hormat, Pak Marzuki Alie untuk memberi contoh serta tauladan yang baik kepada junior. Jangan seperti air susu yang diberikan Bapak SBY, dibalas dengan air tuba,” ungkap Agung Nugroho, kader Demoktat Riau, kepada wartawan, Kamis (18/2).
Ketua Fraksi Demokrat DPRD Riau ini mengaku tidak tau apa misi di balik statemen yang disampaikan Marzuki ini. Namun yang jelas, lanjut dia, kader Demokrat khususnya di daerah merasa tidak nyaman dengan sikap yang di pertontonkan mantan Ketua DPR tersebut.
“Jangan adu domba PDIP dan PD sementara bapak lempar handuk. Bapak apa tidak cukup menikmati kursi nyaman sebagai Ketua DPR RI berkat Bapak SBY?” tanyanya, kesal.
Ia kemudian mengungkit jabatan yang di emban Marzuki karena jasa besar SBY kala itu. Itu dibuktikan setelah duduk sebagai ketua DPR, Marzuki dikatakan dia tidak terpilih lagi sebagai legislator Senayan.
“Bapak Marzuki Alie kalau bukan karena Pak SBY, tidak akan duduk di Senayan. Buktinya, bapak yang sudah ketua DPR, tidak terpilih lagi sebagai anggota DPR. Artinya Kemampuan bapak juga biasa-biasa saja,” pungkasnya.
Kepada Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristianto, Agung meminta tidak terpancing dan terpengaruh dengan ucapan Marzuki. Ia juga memastikan bahwa sikap yang ditunjukkan Marzuki tidak lebih sebagai dagelan politik untuk mengadu domba PDIP dan Demokrat. “Kepada Pak Hasto, saya izin, jangan terpengaruh ocehan Pak Marzuki Alie ya pak. Jangan mau kita diadu domba,” tuntasnya.
Sebelumnya, Hasto memang merespons pernyataan Marzuki ini. “Sejarah membuktikan ternyata Pak SBY tidak dizalimi,” sebut Hasto. [MEN]
]]> Eks Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Marzuki Alie memanaskan suhu politik Demokrat yang belum lama ini mendidih karena ada isu kudeta. Dalam sebuah podcast, dia bicara soal Demokrat, dan membuka “luka lama” antara SBY dan Megawati Soekarnoputri. Akibat sikapnya ini, Marzuki diminta menahan diri dan tidak terkesan mengadu domba antara SBY dan Megawati, juga antara Demokrat dan PDIP.
Marzuki menyampaikan hal itu saat mengikuti podcast Akbar Faizal di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored. Sebagai host, Akbar mengundang dua bintang tamu. Selain Marzuki, ada Kurator Negara Institute Mulyadi La Tadampali.
Perbincangan mereka cukup santai, namun berisi. Video berdurasi 1 jam 4 menit ini berjudul “Marzuki Alie: Saya Tutupi Borok Partai Demokrat Selama Ini Lho”.
Awalnya, Akbar meminta Marzuki mengungkapkan apa yang terjadi dalam tubuh Demokrat pasca isu pendongkelan Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY yang menyeret nama Marzuki dan Moeldoko. Eks Ketua DPR itu menjelaskan, isu pendongkelan tak ada kaitannya dengan dirinya. Jangankan mendongkel, membicarakan Demokrat saja tidak.
Menariknya, politikus kelahiran Palembang 65 tahun itu mengenang periode emasnya dengan SBY. Salah satunya, menceritakan strategi politik SBY yang membuat Megawati, kecolongan sampai dua kali. Alhasil, luka lama Megawati terhadap SBY yang menjadi rahasia publik jelang Pilpres 2004, kembali mencuat.
“Pak SBY menyampaikan: Pak Marzuki, saya akan berpasangan dengan Pak JK (Jusuf Kalla). Ini Bu Mega akan kecolongan dua kali ini. Kecolongan pertama dia (SBY) yang pindah. Kecolongan kedua, dia (SBY) ambil Pak JK. Itu kalimatnya,” kata Marzuki, mengenang ucapan SBY saat itu.
Cerita soal ini sebenarnya sudah usang. Baik Mega atau SBY tak pernah ngungkit-ngungkit lagi. Begitu juga Demokrat dan PDIP, tak pernah lagi membicarakannya. Semua seperti sudah “TST” alias tau sama tau.
Menanggapi pernyataan Marzuki Alie itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat, Andi Arief kecewa. Andi menganggap omongan Marzuki belum tentu kebenarannya. Dengan tegas, Andi bilang pernyatan Marzuki itu hantu. “Kenapa hantu, karena Marzuki mengarang bebas,” cetusnya melalui akun @Andiarief__.
Dikonfirmasi lagi, Marzuki siap sumpah mubahalah terkait ceritanya itu. Marzuki lantas menuding, Andi tidak mengetahui sejarah Demokrat. Mengingat, Andi baru masuk ke partai setelah SBY selesai menjabat sebagai Presiden. “Mereka kan belum kenal PD, masuk PD setelah SBY selesai menjadi presiden. Mana tahu mereka sejarah panjang membangun PD,” pungkasnya.
Di daerah, kader Demokrat berang mendengar cerita Marzuki ini.
“Saya sebagai generasi muda PD meminta dengan hormat, Pak Marzuki Alie untuk memberi contoh serta tauladan yang baik kepada junior. Jangan seperti air susu yang diberikan Bapak SBY, dibalas dengan air tuba,” ungkap Agung Nugroho, kader Demoktat Riau, kepada wartawan, Kamis (18/2).
Ketua Fraksi Demokrat DPRD Riau ini mengaku tidak tau apa misi di balik statemen yang disampaikan Marzuki ini. Namun yang jelas, lanjut dia, kader Demokrat khususnya di daerah merasa tidak nyaman dengan sikap yang di pertontonkan mantan Ketua DPR tersebut.
“Jangan adu domba PDIP dan PD sementara bapak lempar handuk. Bapak apa tidak cukup menikmati kursi nyaman sebagai Ketua DPR RI berkat Bapak SBY?” tanyanya, kesal.
Ia kemudian mengungkit jabatan yang di emban Marzuki karena jasa besar SBY kala itu. Itu dibuktikan setelah duduk sebagai ketua DPR, Marzuki dikatakan dia tidak terpilih lagi sebagai legislator Senayan.
“Bapak Marzuki Alie kalau bukan karena Pak SBY, tidak akan duduk di Senayan. Buktinya, bapak yang sudah ketua DPR, tidak terpilih lagi sebagai anggota DPR. Artinya Kemampuan bapak juga biasa-biasa saja,” pungkasnya.
Kepada Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristianto, Agung meminta tidak terpancing dan terpengaruh dengan ucapan Marzuki. Ia juga memastikan bahwa sikap yang ditunjukkan Marzuki tidak lebih sebagai dagelan politik untuk mengadu domba PDIP dan Demokrat. “Kepada Pak Hasto, saya izin, jangan terpengaruh ocehan Pak Marzuki Alie ya pak. Jangan mau kita diadu domba,” tuntasnya.
Sebelumnya, Hasto memang merespons pernyataan Marzuki ini. “Sejarah membuktikan ternyata Pak SBY tidak dizalimi,” sebut Hasto. [MEN]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .