Buka Kelas Magister, PUPR Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), kembali membuka rekrutmen Program Magister Super Spesialis. Program ini untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) konstruksi yang ahli, kompeten, terampil, dan dinamis. 

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan,  selama ini kementeriannya telah banyak membangun infrastruktur yang disertai dengan berbagai macam permasalahan konstruksi di dalamnya. Sangat disayangkan jika hal-hal tersebut, terlewat ilmunya karena masalah-masalah infrastruktur di Indonesia memerlukan penanganan dengan teknologi yang berbeda-beda.

“Saat ini dibutuhkan SDM konstruksi spesialis, bukan generalis. Dengan adanya Program Master Super Spesialis ini, saya harap Kementerian PUPR semakin kuat,”  ujar Basuki, Selasa (20/4).

Tahun ini, Kementerian PUPR membuka rekrutmen Program Magister Super Spesialis Angkatan II yang diperuntukkan bagi Pegawa Negeri Sipil (PNS) PUPR dan pegawai BUMN Konstruksi dan Konsultan. 

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia  (BPSDM),  Sugiyartanto mengungkapkan, saat ini baru 21,07 % PNS Kementerian PUPR yang memiliki tingkat pendidikan Magister.  Jumlah ini tidak sebanding dengan desakan pembangunan infrastruktur yang menjadi tugas utama Kementerian PUPR. 

“Pekerjaan infrastruktur di Indonesia tidak sedikit dan tidak mudah. Dibutuhkan SDM kompeten. Untuk itu, kami mengajak semuanya untuk berkompetisi mendapatkan beasiswa program Magister Super Spesialis. Kami harap semuanya dapat memanfaatkan untuk mengembangkan skill dan pengetahuan serta bertransformasi menjadi ahli yang spesifik guna mewujudkan Visium 2030,”ujarnya.

Program Master Super Spesialis ini merupakan program spesialis strata dua (S2) yang dilaksanakan selama 18 bulan. Kurikulum terdiri dari 25% – 40% teori di kelas pada semester pertama dan 60% – 75% praktek serta magang di lapangan pada semester dua dan tiga.

Program ini terdiri dari 11 program studi (prodi) yang dilaksanakan bersama empat perguruan tinggi negeri (PTN), yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Diponegoro (Undip). 

Pada tahun ajaran 2020-2021 program ini diikuti oleh 160 mahasiswa yang terdiri dari 136 orang PNS PUPR dan 24 orang utusan BUMN Karya, yakni Adhi Karya, Waskita Karya, Hutama Karya, Nindya Karya dan Brantas Abipraya. 

Ke depannya tidak hanya program studi teknik yang akan menjadi prioritas super spesialis. Kementerian PUPR juga akan menjajaki kerja sama dengan program studi non-teknik karena dalam membangun infrastruktur semua lini dari hulu ke hilir harus berkualitas dan andal. (MFA)
 

]]> Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), kembali membuka rekrutmen Program Magister Super Spesialis. Program ini untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) konstruksi yang ahli, kompeten, terampil, dan dinamis. 

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan,  selama ini kementeriannya telah banyak membangun infrastruktur yang disertai dengan berbagai macam permasalahan konstruksi di dalamnya. Sangat disayangkan jika hal-hal tersebut, terlewat ilmunya karena masalah-masalah infrastruktur di Indonesia memerlukan penanganan dengan teknologi yang berbeda-beda.

“Saat ini dibutuhkan SDM konstruksi spesialis, bukan generalis. Dengan adanya Program Master Super Spesialis ini, saya harap Kementerian PUPR semakin kuat,”  ujar Basuki, Selasa (20/4).

Tahun ini, Kementerian PUPR membuka rekrutmen Program Magister Super Spesialis Angkatan II yang diperuntukkan bagi Pegawa Negeri Sipil (PNS) PUPR dan pegawai BUMN Konstruksi dan Konsultan. 

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia  (BPSDM),  Sugiyartanto mengungkapkan, saat ini baru 21,07 % PNS Kementerian PUPR yang memiliki tingkat pendidikan Magister.  Jumlah ini tidak sebanding dengan desakan pembangunan infrastruktur yang menjadi tugas utama Kementerian PUPR. 

“Pekerjaan infrastruktur di Indonesia tidak sedikit dan tidak mudah. Dibutuhkan SDM kompeten. Untuk itu, kami mengajak semuanya untuk berkompetisi mendapatkan beasiswa program Magister Super Spesialis. Kami harap semuanya dapat memanfaatkan untuk mengembangkan skill dan pengetahuan serta bertransformasi menjadi ahli yang spesifik guna mewujudkan Visium 2030,”ujarnya.

Program Master Super Spesialis ini merupakan program spesialis strata dua (S2) yang dilaksanakan selama 18 bulan. Kurikulum terdiri dari 25% – 40% teori di kelas pada semester pertama dan 60% – 75% praktek serta magang di lapangan pada semester dua dan tiga.

Program ini terdiri dari 11 program studi (prodi) yang dilaksanakan bersama empat perguruan tinggi negeri (PTN), yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Diponegoro (Undip). 

Pada tahun ajaran 2020-2021 program ini diikuti oleh 160 mahasiswa yang terdiri dari 136 orang PNS PUPR dan 24 orang utusan BUMN Karya, yakni Adhi Karya, Waskita Karya, Hutama Karya, Nindya Karya dan Brantas Abipraya. 

Ke depannya tidak hanya program studi teknik yang akan menjadi prioritas super spesialis. Kementerian PUPR juga akan menjajaki kerja sama dengan program studi non-teknik karena dalam membangun infrastruktur semua lini dari hulu ke hilir harus berkualitas dan andal. (MFA)
 
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories