BKPM: Realisasi Investasi 2020 Lampaui Target

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyatakan, realisasi investasi pada 2020 mencapai Rp 826 triliun. Atau, 101,1 persen dari target realisasi investasi sebesar Rp 817 triliun, usai dilakukan revisi dari target awal Rp 886 triliun karena adanya pandemi Covid-19.

“Alhamdulillah, dalam tahun berjalan, realisasi investasi kita mencapai Rp 826 triliun atau naik 101,1 persen,” kata Bahlil, saat menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI yang disiarkan secara virtual, Rabu (3/2/2021).

Dia memaparkan, yang terpenting dari capaian tersebut adalah terungkapnya fakta-fakta baru, terkait investasi di Indonesia yang sesuai Key Performance Indicator (KPI) BKPM.

Menurut Bahlil, dalam lima tahun terakhir, baru pada 2020 realisasi investasi di Jawa dan luar Pulau Jawa mulai berimbang, di mana investasi di Pulau Jawa mencapai Rp 417,5 triliun dengan 54.994 proyek, sedangkan di luar Jawa, mencapai Rp 408,8 triliun dengan 93.355 proyek.

Selain itu, sepanjang 2020, di mana pandemi Covid-19 terjadi di hampir seluruh negara di dunia, namun Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia hanya turun tidak lebih dari 10 persen. “Ini juga menunjukkan, di era pandemi, Penanaman Moda Dalam Negeri (PMDN) kita lebih besar. Sangat luar biasa dalam memberikan kontribusi investasinya dibandingkan PMA,” ujar Bahlil.

Diketahui, realisasi PMA pada 2020 mencapai Rp 412,8 triliun atau berkontribusi 49,9 persen dari keseluruhan investasi. Sedangkan realisasi PMDN mencapai Rp413,4 triliun atau mencapai 50,1 persen.

Adapun negara-negara yang menanamkan investasinya di Tanah Air paling besar adalah Singapura yang mencapai 9,8 miliar dolar AS, diikuti Tiongkok sebesar 4,8 miliar dolar AS, Hongkong 3,5 miliar dolar AS, Jepang 2,6 miliar dolar AS, dan Korea Selatan 1,8 miliar dolar AS.

“Yang menarik itu Belanda. Belanda masuk menjadi investor terbesar nomor enam pada 2020, di mana sebelumnya tidak ada dalam 10 besar,” ujar Bahlil.

Untuk itu, Bahlil menambahkan, RI akan melakukan penetrasi pasar ke Belanda untuk menjemput lebih banyam investor. “Kami berpikir, apa Belanda bisa masuk nomor enam. Ternyata, begitu Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit, Belanda dijadikan hub. Jadi banyak kantor perwakilan di Belanda. Karena itu kita perlu melakukan penetrasi ke sana,” pungkasnya. [RSM]

]]> Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyatakan, realisasi investasi pada 2020 mencapai Rp 826 triliun. Atau, 101,1 persen dari target realisasi investasi sebesar Rp 817 triliun, usai dilakukan revisi dari target awal Rp 886 triliun karena adanya pandemi Covid-19.

“Alhamdulillah, dalam tahun berjalan, realisasi investasi kita mencapai Rp 826 triliun atau naik 101,1 persen,” kata Bahlil, saat menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI yang disiarkan secara virtual, Rabu (3/2/2021).

Dia memaparkan, yang terpenting dari capaian tersebut adalah terungkapnya fakta-fakta baru, terkait investasi di Indonesia yang sesuai Key Performance Indicator (KPI) BKPM.

Menurut Bahlil, dalam lima tahun terakhir, baru pada 2020 realisasi investasi di Jawa dan luar Pulau Jawa mulai berimbang, di mana investasi di Pulau Jawa mencapai Rp 417,5 triliun dengan 54.994 proyek, sedangkan di luar Jawa, mencapai Rp 408,8 triliun dengan 93.355 proyek.

Selain itu, sepanjang 2020, di mana pandemi Covid-19 terjadi di hampir seluruh negara di dunia, namun Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia hanya turun tidak lebih dari 10 persen. “Ini juga menunjukkan, di era pandemi, Penanaman Moda Dalam Negeri (PMDN) kita lebih besar. Sangat luar biasa dalam memberikan kontribusi investasinya dibandingkan PMA,” ujar Bahlil.

Diketahui, realisasi PMA pada 2020 mencapai Rp 412,8 triliun atau berkontribusi 49,9 persen dari keseluruhan investasi. Sedangkan realisasi PMDN mencapai Rp413,4 triliun atau mencapai 50,1 persen.

Adapun negara-negara yang menanamkan investasinya di Tanah Air paling besar adalah Singapura yang mencapai 9,8 miliar dolar AS, diikuti Tiongkok sebesar 4,8 miliar dolar AS, Hongkong 3,5 miliar dolar AS, Jepang 2,6 miliar dolar AS, dan Korea Selatan 1,8 miliar dolar AS.

“Yang menarik itu Belanda. Belanda masuk menjadi investor terbesar nomor enam pada 2020, di mana sebelumnya tidak ada dalam 10 besar,” ujar Bahlil.

Untuk itu, Bahlil menambahkan, RI akan melakukan penetrasi pasar ke Belanda untuk menjemput lebih banyam investor. “Kami berpikir, apa Belanda bisa masuk nomor enam. Ternyata, begitu Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit, Belanda dijadikan hub. Jadi banyak kantor perwakilan di Belanda. Karena itu kita perlu melakukan penetrasi ke sana,” pungkasnya. [RSM]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories