Bikin Training Centre Cs, Jababeka Morotai Gandeng OISCA International .
PT Jababeka Morotai menggandeng OISCA International College Foundation (OISCA International) untuk membangun training centre dan fasilitas pendukungnya.
Adapun penandatangan MoU dilakukan oleh Direktur Utama PT Jababeka Morotai, Basuri Tjahaja Purnama dengan chairman dari Oisca International Kuroda Yunosuke di Board of Directors Room, lantai 25, Menara Batavia- Jakarta Pusat.
Pasca penandatangan MoU ini, pihak Jababeka Morotai akan menyediakan lokasi, lahan, mengurus segala perizinan untuk pembangunan pusat pelatihan dan fasilitas pendukung. Sementara OISCA International bertanggung jawab untuk membangun training center beserta fasilitas penunjang lainnya.
Yunosuke mengaku, antusias terhadap proyek ini dan berharap bisa memulai proyek ini secepatnya. Ia bercerita bahwa dirinya sudah menyusun framework kerjasama ini agar kedua belah pihak memiliki satu persepsi.
Pengembangan proyek ini akan dilakukan dengan 3 fase. Fase pertama itu terkait pengembangan monumen Perang Dunia II dan training centre, fase kedua yaitu pengembangan aneka jenis tanaman untuk pertanian. Dan, fase ketiga itu pengembangan biomassa.
“Tahap kedua kita akan bikin sekolah IOSCA, mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah kejuruan. Dan itu di sekolah itu akan dibuat club, karena di Jepang itu guru wajib ada club, seperti judo, kendo, dan lain-lain. Jadi, murid nggak diam-bingung setelah belajar di sekolah,” ujarnya.
Untuk pembangunan pertanian, pihaknya akan menyediakan sayuran itu 30 jenis, dan buah buah 15-an jenis. itu semua organik, dan akan juga diajarkan teknik hydroponik.
Dengan komprehensif-nya proyek tersebut dan dibukanya rute Bali-Morotai-Hongkong, Yonosuke berharap, kerja sama ini bisa menjadi tempat bertemu para pebisnis untuk saling bertukar informasi. Sehingga nanti bisa menciptakan bisnis baru ke depannya, seperti ekspor produk dari yang dibuat Pulau Morotai.
Alhasil, kata Yunosuke, bisnis yang dikembangkan di Pulau Morotai bisa berjalan lebih lancar. “Tak lupa, dalam proyek ini kami akan membuat desa bernuansa jepang untuk bisa tourism dan juga orang Jepang bisa stay,” tambahnya.
Mendengar hal itu, Basuri Tjahaja Purnama, berharap proyek tersebut bisa terealisasi dengan cepat dan berjalan lancar. Karena pada prinsipnya, Jababeka Morotai, siap memenuhi kebutuhan yang diminta oleh pihak OISCA International.
Jika lancar, proyek ini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Pulau Morotai. Sebagaimana tujuan awal dari training centre dan fasilitas penunjang, yaitu sebagai tempat pengembangan sumber daya manusia atau skill masyarakat lokal. Sehingga bisa nantinya membuat mesin pertanian, bercocok tanam, lalu produknya diekspor keluar negeri. Salah satunya ke Jepang.
Untuk proyek ini, kata Basuri, Jababeka Morotai menyediakan lahan total seluas 12 hektar, yaitu 2 hektar untuk pembangunan pusat pelatihan dan 10 hektar untuk fasilitas penunjang. Hal itu adalah bentuk komitmen kami ingin memajukan Morotai.
“Mohon doa dan support-nya agar proyek ini bisa berjalan lancar, karena kalau lancar maka bisa meningkatkan perekonomian Pulau Morotai,” tutupnya. [DIT]
]]> .
PT Jababeka Morotai menggandeng OISCA International College Foundation (OISCA International) untuk membangun training centre dan fasilitas pendukungnya.
Adapun penandatangan MoU dilakukan oleh Direktur Utama PT Jababeka Morotai, Basuri Tjahaja Purnama dengan chairman dari Oisca International Kuroda Yunosuke di Board of Directors Room, lantai 25, Menara Batavia- Jakarta Pusat.
Pasca penandatangan MoU ini, pihak Jababeka Morotai akan menyediakan lokasi, lahan, mengurus segala perizinan untuk pembangunan pusat pelatihan dan fasilitas pendukung. Sementara OISCA International bertanggung jawab untuk membangun training center beserta fasilitas penunjang lainnya.
Yunosuke mengaku, antusias terhadap proyek ini dan berharap bisa memulai proyek ini secepatnya. Ia bercerita bahwa dirinya sudah menyusun framework kerjasama ini agar kedua belah pihak memiliki satu persepsi.
Pengembangan proyek ini akan dilakukan dengan 3 fase. Fase pertama itu terkait pengembangan monumen Perang Dunia II dan training centre, fase kedua yaitu pengembangan aneka jenis tanaman untuk pertanian. Dan, fase ketiga itu pengembangan biomassa.
“Tahap kedua kita akan bikin sekolah IOSCA, mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah kejuruan. Dan itu di sekolah itu akan dibuat club, karena di Jepang itu guru wajib ada club, seperti judo, kendo, dan lain-lain. Jadi, murid nggak diam-bingung setelah belajar di sekolah,” ujarnya.
Untuk pembangunan pertanian, pihaknya akan menyediakan sayuran itu 30 jenis, dan buah buah 15-an jenis. itu semua organik, dan akan juga diajarkan teknik hydroponik.
Dengan komprehensif-nya proyek tersebut dan dibukanya rute Bali-Morotai-Hongkong, Yonosuke berharap, kerja sama ini bisa menjadi tempat bertemu para pebisnis untuk saling bertukar informasi. Sehingga nanti bisa menciptakan bisnis baru ke depannya, seperti ekspor produk dari yang dibuat Pulau Morotai.
Alhasil, kata Yunosuke, bisnis yang dikembangkan di Pulau Morotai bisa berjalan lebih lancar. “Tak lupa, dalam proyek ini kami akan membuat desa bernuansa jepang untuk bisa tourism dan juga orang Jepang bisa stay,” tambahnya.
Mendengar hal itu, Basuri Tjahaja Purnama, berharap proyek tersebut bisa terealisasi dengan cepat dan berjalan lancar. Karena pada prinsipnya, Jababeka Morotai, siap memenuhi kebutuhan yang diminta oleh pihak OISCA International.
Jika lancar, proyek ini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Pulau Morotai. Sebagaimana tujuan awal dari training centre dan fasilitas penunjang, yaitu sebagai tempat pengembangan sumber daya manusia atau skill masyarakat lokal. Sehingga bisa nantinya membuat mesin pertanian, bercocok tanam, lalu produknya diekspor keluar negeri. Salah satunya ke Jepang.
Untuk proyek ini, kata Basuri, Jababeka Morotai menyediakan lahan total seluas 12 hektar, yaitu 2 hektar untuk pembangunan pusat pelatihan dan 10 hektar untuk fasilitas penunjang. Hal itu adalah bentuk komitmen kami ingin memajukan Morotai.
“Mohon doa dan support-nya agar proyek ini bisa berjalan lancar, karena kalau lancar maka bisa meningkatkan perekonomian Pulau Morotai,” tutupnya. [DIT]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .