
Berkumur Bantu Cegah Penularan
Virus Corona, bisa masuk ke tubuh manusia melalui hidung dan mulut. Protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), merupakan upaya mencegah penularannya. Tapi untuk berjaga-jaga, berkumur juga bisa dilakukan.
Dr. Mery Sulastri menjelaskan, berkumur juga bisa mematikan virus Corona yang baru masuk ke dalam mulut. “Jumlah virus terbanyak itu ada di nasopharink dan oropharink,” ujarnya, dalam webinar yang digelar Perhimpunan Dokter Umum Indonesia, kemarin.
Meski begitu, dia mengingatkan, tidak semua obat kumur bisa melawan Covid-19 yang sangat rentan terhadap oksidasi. “Sampai saat ini klorheksidin dan benzalkonium chloride belum terbukti efektif untuk membunuh virus penyebab infeksi Covid-19,” imbuh Mery.
Obat kumur yang tepat digunakan adalah yang mengandung hidrogen peroksida atau povidon iodine. Obat antiseptik dengan kandungan povidone iodine (PVP-I) terbukti efektif membunuh 99,99 persen virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Kandungan kimia dalam povidone iodine memiliki aktivitas mikrobisida melawan virus yang lebih tinggi dibanding bahan untuk kumur yang lain. Cairan tersebut secara cepat dapat mengatasi beragam kuman patogen, seperti bakteri, jamur dan infeksi virus.
Hasil penelitian menunjukkan, aktivitas virusidal atau kemampuan membunuh virus sangat cepat dan efektif terhadap virus SARS-CoV-2 dalam 15 detik setelah paparan.
Educator Mundipharma Indonesia ini mengungkapkan, aktivitas berkumur menggunakan antiseptik itu untuk mencegah virus bukanlah hal yang baru. Karena World Health Organization (WHO) sudah mengeluarkan panduan untuk mengurangi transmisi penyakit atau infeksi melalui personal hygiene. “Salah satunya, mencegah penyebaran virus yang masuk ke mulut,” tutur Mery.
Selain berkumur, juga disarankan melakukan gargle dengan menggunakan obat antiseptik. Caranya mirip berkumur. Bedanya gargle dilakukan dengan menengadahkan kepala sampai posisi 45 derajat.
Kemudian buka mulut sambil buang nafas melalui mulut, sembari tahan air di dalam. “Lalu berkumur lagi. Berkumur dan gargle dilakukan selama 30 detik,” ucapnya.
Mery menyebut, aktivitas gargle bagi orang sehat juga mampu meminimalisir risiko terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sebanyak 36 persen. Karena itu, kumur dan gargling ini penting menjadi bagian adaptasi kebiasaan baru.
Banyak negara maju yang sudah mengeluarkan panduan melakukan gargle, sebagai salah satu cara pencegahan ketika terjadi pandemi. Salah satunya, di Jepang.
Di negeri Matahari Terbit itu, obat kumur tidak hanya dijual dalam ukuran 100 mili atau 200 mili. Tetapi, sudah dijual literan bahkan hingga galonan! “Mereka menjadikan kumur dan gargle sebagai kebiasaan sejak lama,” tandasnya. [JAR]
]]> Virus Corona, bisa masuk ke tubuh manusia melalui hidung dan mulut. Protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), merupakan upaya mencegah penularannya. Tapi untuk berjaga-jaga, berkumur juga bisa dilakukan.
Dr. Mery Sulastri menjelaskan, berkumur juga bisa mematikan virus Corona yang baru masuk ke dalam mulut. “Jumlah virus terbanyak itu ada di nasopharink dan oropharink,” ujarnya, dalam webinar yang digelar Perhimpunan Dokter Umum Indonesia, kemarin.
Meski begitu, dia mengingatkan, tidak semua obat kumur bisa melawan Covid-19 yang sangat rentan terhadap oksidasi. “Sampai saat ini klorheksidin dan benzalkonium chloride belum terbukti efektif untuk membunuh virus penyebab infeksi Covid-19,” imbuh Mery.
Obat kumur yang tepat digunakan adalah yang mengandung hidrogen peroksida atau povidon iodine. Obat antiseptik dengan kandungan povidone iodine (PVP-I) terbukti efektif membunuh 99,99 persen virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Kandungan kimia dalam povidone iodine memiliki aktivitas mikrobisida melawan virus yang lebih tinggi dibanding bahan untuk kumur yang lain. Cairan tersebut secara cepat dapat mengatasi beragam kuman patogen, seperti bakteri, jamur dan infeksi virus.
Hasil penelitian menunjukkan, aktivitas virusidal atau kemampuan membunuh virus sangat cepat dan efektif terhadap virus SARS-CoV-2 dalam 15 detik setelah paparan.
Educator Mundipharma Indonesia ini mengungkapkan, aktivitas berkumur menggunakan antiseptik itu untuk mencegah virus bukanlah hal yang baru. Karena World Health Organization (WHO) sudah mengeluarkan panduan untuk mengurangi transmisi penyakit atau infeksi melalui personal hygiene. “Salah satunya, mencegah penyebaran virus yang masuk ke mulut,” tutur Mery.
Selain berkumur, juga disarankan melakukan gargle dengan menggunakan obat antiseptik. Caranya mirip berkumur. Bedanya gargle dilakukan dengan menengadahkan kepala sampai posisi 45 derajat.
Kemudian buka mulut sambil buang nafas melalui mulut, sembari tahan air di dalam. “Lalu berkumur lagi. Berkumur dan gargle dilakukan selama 30 detik,” ucapnya.
Mery menyebut, aktivitas gargle bagi orang sehat juga mampu meminimalisir risiko terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sebanyak 36 persen. Karena itu, kumur dan gargling ini penting menjadi bagian adaptasi kebiasaan baru.
Banyak negara maju yang sudah mengeluarkan panduan melakukan gargle, sebagai salah satu cara pencegahan ketika terjadi pandemi. Salah satunya, di Jepang.
Di negeri Matahari Terbit itu, obat kumur tidak hanya dijual dalam ukuran 100 mili atau 200 mili. Tetapi, sudah dijual literan bahkan hingga galonan! “Mereka menjadikan kumur dan gargle sebagai kebiasaan sejak lama,” tandasnya. [JAR]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .