Bentuk Kelompok Kerja I-EU CEPA Komisi I DPR Harap Uni Eropa Buka Akses Pasar Minyak Sawit .

Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mengapresiasi langkah Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa yang membentuk kelompok kerja (working group) untuk akselarasi penyelesaian Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).  

Politisi Partai Golkar tersebut berharap, Uni Eropa dapat melakukan relaksasi kebijakan karena telah menutup akses pasar minyak kelapa sawit dan biofuel berbasis minyak kelapa sawit dari Indonesia. Kebijakan tersebut dinilai berdampak negatif terhadap ekspor produk kelapa sawit Indonesia di pasar Uni Eropa.

“Dan juga tentu dari sisi Indonesia, yang kita sampaikan adalah bagaimana mereka juga bisa membuka terhadap palm oil Indonesia. Dan tadi disampaikan bahwa saat ini sudah dibentuk working group di mana dialog terkait itu dilakukan secara intensif,” jelas Meutya saat menerima kunjungan kehormatan (courtesy call) dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket secara virtual di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Jumat (5/2).

Dalam kesempatan tersebut, Meutya menekankan, produk kelapa sawit Indonesia telah memenuhi prinsip dan standar keberlanjutan, kelestarian lingkungan, dan meningkatkan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Indonesia terutama masyarakat pedesaan.  

Ia mengajak Duta Besar Vincent Piket untuk bertukar pikiran dengan pemangku kepentingan Indonesia dalam membuktikan bahwa produk kelapa sawit Indonesia telah memenuhi aturan-aturan seperti yang disyaratkan oleh Uni Eropa.  

“Hubungan ini memang naik-turun tentang palm oil ya. Namun, saya melihat ada kemajuan dengan adanya working group yang terus berkomunikasi sehingga mudah-mudahan bisa membentuk sebuah konsensus baru antara Indonesia dengan Uni Eropa terkait palm oil,” harap Meutya.  

Dengan adanya akselarasi penyelesaian kesepakatan I-EU CEPA ini, Meutya berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 dapat lebih baik. Oleh karena, komoditas ini berkontribusi 3,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan berefek kepada penciptaan lapangan kerja di Indonesia.  

“Jadi, ini terus menerus dilakukan sambil melihat komitmen Indonesia untuk melawan deforestasi dan juga komitmen untuk mencapai standar internasional terkait palm oil. Namun dari kita juga tentu menegaskan bahwa mereka tetap harus membuka diri terkait palm oil. Karena Indonesia dan Uni Eropa tentu banyak kerjasama lainnya yang harus juga dilakukan selain itu,” Tambahnya.  

I-EU CEPA adalah skema kerja sama komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama dagang di antara keduanya. Hal itu mulai dari membuka akses pasar, mendorong investasi dari perusahaan-perusahaan negara anggota Uni Eropa, hingga meningkatkan perdagangan dari Indonesia ke Eropa. [FAQ]

]]> .
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mengapresiasi langkah Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa yang membentuk kelompok kerja (working group) untuk akselarasi penyelesaian Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).  

Politisi Partai Golkar tersebut berharap, Uni Eropa dapat melakukan relaksasi kebijakan karena telah menutup akses pasar minyak kelapa sawit dan biofuel berbasis minyak kelapa sawit dari Indonesia. Kebijakan tersebut dinilai berdampak negatif terhadap ekspor produk kelapa sawit Indonesia di pasar Uni Eropa.

“Dan juga tentu dari sisi Indonesia, yang kita sampaikan adalah bagaimana mereka juga bisa membuka terhadap palm oil Indonesia. Dan tadi disampaikan bahwa saat ini sudah dibentuk working group di mana dialog terkait itu dilakukan secara intensif,” jelas Meutya saat menerima kunjungan kehormatan (courtesy call) dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket secara virtual di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Jumat (5/2).

Dalam kesempatan tersebut, Meutya menekankan, produk kelapa sawit Indonesia telah memenuhi prinsip dan standar keberlanjutan, kelestarian lingkungan, dan meningkatkan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Indonesia terutama masyarakat pedesaan.  

Ia mengajak Duta Besar Vincent Piket untuk bertukar pikiran dengan pemangku kepentingan Indonesia dalam membuktikan bahwa produk kelapa sawit Indonesia telah memenuhi aturan-aturan seperti yang disyaratkan oleh Uni Eropa.  

“Hubungan ini memang naik-turun tentang palm oil ya. Namun, saya melihat ada kemajuan dengan adanya working group yang terus berkomunikasi sehingga mudah-mudahan bisa membentuk sebuah konsensus baru antara Indonesia dengan Uni Eropa terkait palm oil,” harap Meutya.  

Dengan adanya akselarasi penyelesaian kesepakatan I-EU CEPA ini, Meutya berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 dapat lebih baik. Oleh karena, komoditas ini berkontribusi 3,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan berefek kepada penciptaan lapangan kerja di Indonesia.  

“Jadi, ini terus menerus dilakukan sambil melihat komitmen Indonesia untuk melawan deforestasi dan juga komitmen untuk mencapai standar internasional terkait palm oil. Namun dari kita juga tentu menegaskan bahwa mereka tetap harus membuka diri terkait palm oil. Karena Indonesia dan Uni Eropa tentu banyak kerjasama lainnya yang harus juga dilakukan selain itu,” Tambahnya.  

I-EU CEPA adalah skema kerja sama komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama dagang di antara keduanya. Hal itu mulai dari membuka akses pasar, mendorong investasi dari perusahaan-perusahaan negara anggota Uni Eropa, hingga meningkatkan perdagangan dari Indonesia ke Eropa. [FAQ]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories