Bank Raya Catat Kenaikan Laba Hingga 167,03 Persen
PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya) mencatat raihan laba tahun berjalan sebesar Rp 47,71 miliar atau kenaikan laba sebesar 167,03 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Beberapa indikator lainnya yang mengalami peningkatan secara pesat adalah perbaikan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) menjadi sebesar 4,81 persen, dari periode sebelumnya 3,39 persen dan pendapatan operasional lainnya yang meningkat sebesar 558,02 persen (year on year/yoy).
Direktur Utama Bank Raya Kaspar Situmorang mengatakan, kenaikan kinerja terutama didorong oleh kenaikan pendapatan operasional lainnya, yang diperoleh dari penerimaan kembali aset keuangan yang telah dihapus buku/recovery write off sebesar Rp 22,51 miliar atau meningkat 633,33 persen yoy.
“Kinerja ini dapat dicapai dengan terus memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan kegiatan usaha, serta dengan mengingat proses transformasi bisnis Bank Raya yang masih berjalan,” ujar Kaspar dalam keterangan resminya, Rabu (27/4).
Dari sisi aset, Bank Raya menyalurkan kredit yang diberikan sebesar Rp 9,53 triliun, sementara dari sisi liabilitas Bank Raya menghimpun dana pihak ketiga sebesar Rp 10,15 triliun.
“Meskipun terdapat penurunan dibandingkan periode sebelumnya, hal ini adalah dampak langkah strategis perseroan, untuk melakukan penataan kembali portofolio bisnis untuk fokus kepada pengembangan bisnis digital, khususnya di tengah proses transisi dari bisnis legacy Bank Raya,” imbuhnya.
Kinerja positif Bank Raya juga ditunjukkan melalui perbaikan sejumlah rasio keuangan, seperti rasio gross non-performing loan (NPL) gross sebesar 1,40 persen, lebih baik dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 4,76 persen.
Secara khusus pinjaman digital Bank Raya, membukukan tingkat NPL yang lebih rendah, yaitu sebesar 0,21 persen. Jumlah pinjaman digital Bank Raya yang meliputi Pinang Connect, Pinang Maksima, Pinang Performa, dan Pinang Flexi tercatat sebesar Rp.505 miliar.
Kaspar membeberkan, strategi untuk mencapai profitabilitas pada tahun ini kami fokuskan menjadi dua strategi, yakni strategi ekspansi dengan pemanfaatan ekosistem BRI Group, untuk pertumbuhan bisnis digital dan strategi perbaikan kinerja bisnis legacy Perseroan yang terus-menerus, yaitu fokus pada kualitas aset dan recovery.
“Selain itu, perbaikan kinerja Perseroan juga secara khusus ditujukan untuk pencapaian kegiatan operasional yang lebih efisien dan customer experience yang terus kami tingkatkan dari waktu ke waktu,” ujarnya.
Bank Raya, sebagai bagian dari BRI Group, juga telah mengoptimalkan ekosistem BRI yaitu melalui peranan Agen BRILink dengan produk Pinang Paylater yang telah diluncurkan pada 8 Oktober 2021. Hingga posisi terakhir, total disbursement digital loan Pinang Paylater adalah sebesar Rp 176 miliar dengan jumlah number of accounts/NoA sebanyak kurang lebih 5.700 Agen BRILink.
“Kami melihat peluang pada Agen BRILink dalam kegiatan operasional sehari-hari. Di mana dalam rangka memfasilitasi para Agen BRIlink yang mengalami short cash liquidity untuk penyediaan dana, BRI dan Bank Raya bekerja sama menyediakan fasilitas instant financing atau pinjaman berupa dana talangan yang dapat digunakan agen untuk memenuhi permintaan transaksi pelanggan,” jelas Kaspar.
Pengajuan Pinang Paylater yang dilakukan oleh Agen BRILink diharapkan dapat memenuhi kebutuhan transaksi Agen maupun kebutuhan peningkatan modal kerja Agen BRILink.
Dari sisi simpanan, porsi CASA terhadap penghimpunan dana pihak ketiga berhasil meningkat menjadi sebesar 45,20 persen.
Hingga saat ini, Bank Raya mencatatkan pertumbuhan nasabah baru sebanyak kurang lebih 450.000 nasabah melalui pembukaan rekening dan fitur saku yang terdapat pada Raya Digital Saving.
Jumlah nasabah baru tersebut didorong oleh kemudahan yang ditawarkan oleh aplikasi Raya 2.0 yang telah diluncurkan pada 22 Februari 2022, dengan pembukaan rekening per hari mencapai sekitar 20.000 rekening.
Selain itu, pembukuan pendapatan pada kuartal pertama ini berdampak pada membaiknya rasio profitabilitas yaitu return on asset (ROA) sebesar 3,45 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar 0,47 persen.
Sementara itu, rasio return on equity (ROE) tercatat sebesar 9,11 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,74 persen.
Fungsi intermediasi Bank Raya juga ditunjukkan melalui Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) yang memadai sebesar 90,02 persen, dengan struktur permodalan yang solid, sebagaimana ditunjukkan oleh rasio kewajiban pemenuhan modal minimum (KPMM/CAR) sebesar 25,87 persen.
Ke depan, Bank Raya akan terus melanjutkan transformasi dengan memperkuat infrastruktur teknologi agar dapat beroperasi sebagai bank digital secara penuh.
“Perseroan akan mengadopsi teknologi terkini dan tentunya berkolaborasi dengan kekuatan ekosistem yang dimiliki oleh BRI Group,” kata Kaspar.
Hal ini juga akan dibarengi dengan pengelolaan talenta digital terdepan sebagai salah satu aset terpenting Perseroan dalam seluruh aktivitas operasionalnya. Penting bagi Bank Raya, untuk terus mengembangkan ekosistem digital kami dengan target pasar gig economy melalui pendekatan komunitas.
“Kami juga terus melihat peluang-peluang kolaborasi dengan pemain-pemain tekfin yang unggul di industri untuk dapat mendukung penguatan Perseroan sebagai bank digital terbaik di Indonesia,” pungkas Kaspar. [DWI]
]]> PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya) mencatat raihan laba tahun berjalan sebesar Rp 47,71 miliar atau kenaikan laba sebesar 167,03 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Beberapa indikator lainnya yang mengalami peningkatan secara pesat adalah perbaikan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) menjadi sebesar 4,81 persen, dari periode sebelumnya 3,39 persen dan pendapatan operasional lainnya yang meningkat sebesar 558,02 persen (year on year/yoy).
Direktur Utama Bank Raya Kaspar Situmorang mengatakan, kenaikan kinerja terutama didorong oleh kenaikan pendapatan operasional lainnya, yang diperoleh dari penerimaan kembali aset keuangan yang telah dihapus buku/recovery write off sebesar Rp 22,51 miliar atau meningkat 633,33 persen yoy.
“Kinerja ini dapat dicapai dengan terus memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan kegiatan usaha, serta dengan mengingat proses transformasi bisnis Bank Raya yang masih berjalan,” ujar Kaspar dalam keterangan resminya, Rabu (27/4).
Dari sisi aset, Bank Raya menyalurkan kredit yang diberikan sebesar Rp 9,53 triliun, sementara dari sisi liabilitas Bank Raya menghimpun dana pihak ketiga sebesar Rp 10,15 triliun.
“Meskipun terdapat penurunan dibandingkan periode sebelumnya, hal ini adalah dampak langkah strategis perseroan, untuk melakukan penataan kembali portofolio bisnis untuk fokus kepada pengembangan bisnis digital, khususnya di tengah proses transisi dari bisnis legacy Bank Raya,” imbuhnya.
Kinerja positif Bank Raya juga ditunjukkan melalui perbaikan sejumlah rasio keuangan, seperti rasio gross non-performing loan (NPL) gross sebesar 1,40 persen, lebih baik dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 4,76 persen.
Secara khusus pinjaman digital Bank Raya, membukukan tingkat NPL yang lebih rendah, yaitu sebesar 0,21 persen. Jumlah pinjaman digital Bank Raya yang meliputi Pinang Connect, Pinang Maksima, Pinang Performa, dan Pinang Flexi tercatat sebesar Rp.505 miliar.
Kaspar membeberkan, strategi untuk mencapai profitabilitas pada tahun ini kami fokuskan menjadi dua strategi, yakni strategi ekspansi dengan pemanfaatan ekosistem BRI Group, untuk pertumbuhan bisnis digital dan strategi perbaikan kinerja bisnis legacy Perseroan yang terus-menerus, yaitu fokus pada kualitas aset dan recovery.
“Selain itu, perbaikan kinerja Perseroan juga secara khusus ditujukan untuk pencapaian kegiatan operasional yang lebih efisien dan customer experience yang terus kami tingkatkan dari waktu ke waktu,” ujarnya.
Bank Raya, sebagai bagian dari BRI Group, juga telah mengoptimalkan ekosistem BRI yaitu melalui peranan Agen BRILink dengan produk Pinang Paylater yang telah diluncurkan pada 8 Oktober 2021. Hingga posisi terakhir, total disbursement digital loan Pinang Paylater adalah sebesar Rp 176 miliar dengan jumlah number of accounts/NoA sebanyak kurang lebih 5.700 Agen BRILink.
“Kami melihat peluang pada Agen BRILink dalam kegiatan operasional sehari-hari. Di mana dalam rangka memfasilitasi para Agen BRIlink yang mengalami short cash liquidity untuk penyediaan dana, BRI dan Bank Raya bekerja sama menyediakan fasilitas instant financing atau pinjaman berupa dana talangan yang dapat digunakan agen untuk memenuhi permintaan transaksi pelanggan,” jelas Kaspar.
Pengajuan Pinang Paylater yang dilakukan oleh Agen BRILink diharapkan dapat memenuhi kebutuhan transaksi Agen maupun kebutuhan peningkatan modal kerja Agen BRILink.
Dari sisi simpanan, porsi CASA terhadap penghimpunan dana pihak ketiga berhasil meningkat menjadi sebesar 45,20 persen.
Hingga saat ini, Bank Raya mencatatkan pertumbuhan nasabah baru sebanyak kurang lebih 450.000 nasabah melalui pembukaan rekening dan fitur saku yang terdapat pada Raya Digital Saving.
Jumlah nasabah baru tersebut didorong oleh kemudahan yang ditawarkan oleh aplikasi Raya 2.0 yang telah diluncurkan pada 22 Februari 2022, dengan pembukaan rekening per hari mencapai sekitar 20.000 rekening.
Selain itu, pembukuan pendapatan pada kuartal pertama ini berdampak pada membaiknya rasio profitabilitas yaitu return on asset (ROA) sebesar 3,45 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar 0,47 persen.
Sementara itu, rasio return on equity (ROE) tercatat sebesar 9,11 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,74 persen.
Fungsi intermediasi Bank Raya juga ditunjukkan melalui Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) yang memadai sebesar 90,02 persen, dengan struktur permodalan yang solid, sebagaimana ditunjukkan oleh rasio kewajiban pemenuhan modal minimum (KPMM/CAR) sebesar 25,87 persen.
Ke depan, Bank Raya akan terus melanjutkan transformasi dengan memperkuat infrastruktur teknologi agar dapat beroperasi sebagai bank digital secara penuh.
“Perseroan akan mengadopsi teknologi terkini dan tentunya berkolaborasi dengan kekuatan ekosistem yang dimiliki oleh BRI Group,” kata Kaspar.
Hal ini juga akan dibarengi dengan pengelolaan talenta digital terdepan sebagai salah satu aset terpenting Perseroan dalam seluruh aktivitas operasionalnya. Penting bagi Bank Raya, untuk terus mengembangkan ekosistem digital kami dengan target pasar gig economy melalui pendekatan komunitas.
“Kami juga terus melihat peluang-peluang kolaborasi dengan pemain-pemain tekfin yang unggul di industri untuk dapat mendukung penguatan Perseroan sebagai bank digital terbaik di Indonesia,” pungkas Kaspar. [DWI]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .