Banjir Surut, Yang Ngomel Masih Pasang .

Kemarin, banjir di Jakarta mulai surut. Beberapa daerah memang masih tergenang, namun ketinggian air tak separah sehari sebelumnya. Di beberapa lokasi, bahkan sudah kering. Namun, tidak demikian dengan yang ngomel-ngomel. Omongannya terus bergelombang seperti air pasang, terus nyerocos menyalahkan Gubernur Anies Baswedan. 

Daerah yang banjirnya mulai surut, salah satunya Kemang, Jakarta Selatan (Jaksel). Setelah lebih seharian terendam banjir parah, sebagian besar daerah elite itu, sudah kering. Hanya saja, lumpur dan sampah yang berserakan di mana-mana, masih mengotori jalan-jalan dan gedung-gedung. Beberapa mobil yang terseret banjir, juga juga masih berserakan. Beberapa di antaranya sampai menutup ruas jalan. Sejumlah derek dikerahkan untuk mengevakuasi mobil-mobil itu.

Meja, sofa, dan perabotan lain yang basah dan berlumpur dijejer di depan hotel, restoran, cafe, minimarket, dan gedung lainnya. Demikian juga alat-alat elektronik, seperti perangkat komputer.

Karyawan yang sedang sibuk bersih-bersih di salah satu cafe dihampiri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang datang blusukan, kemarin sore. Mereka sempat ngobrol. “PAM-nya mati Pak Anies, waktu banjir kemarin,” keluh salah satu karyawan kepada Anies. “Nanti akan ditangani,” janji Anies.

Anies menyambangi Kemang sekitar pukul setengah 3 sore. Ada sekitar 15 menit di sana. Ia didampingi petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI dan pejabat Pemkot Jaksel. Selain berbincang-bincang dengan karyawan cafe, Anies juga mengecek ketinggian air di Kali Krukut dari jembatan di Jalan Kemang Raya.

Dia bilang, meluapnya Kali Krukut merupakan kiriman dari Depok. Kiriman ini bikin sejumlah jalan Ibu Kota tergenang. Antara lain Jalan Kemang Raya, Jalan Tendean, Jalan TB Simatupang, hingga Bendungan Hilir dan Tanah Abang. “Alhamdulilah, atas izin Allah, tempat yang kemarin tergenang di sini, sudah surut, kering,” ucap Anies, bersyukur.

Daerah lain yang sudah surut adalah Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan. Sejak kemarin pagi, sudah tidak ada kenangan air lagi. Kendaraan bermotor pun sudah bisa melintas. Namun, banyak sisa lumpur, kerikil, dan batu yang terbawa arus banjir ini. Kondisi ini membuat jalanan licin.

Sedangkan daerah yang masih tergenang antara lain kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur; Kebon Pala, Jakarta Timur; dan Pondok Karya, Jakarta Selatan. Namun, ketinggian airnya tidak sedalam pada Sabtu (20/2).

Anies bersyukur, secara umum, banjir yang melanda kawasan Jakarta bisa surut dalam kurun 1 hari. Menurutnya, hal tersebut terjadi lantaran jajaran Pemprov DKI sudah bersiaga mengantisipasi banjir. “Alhamdulillah antisipasi itu sudah dilakukan dari kemarin. Atas izin Allah, satu hari kering. Kenapa? Karena jajaran dalam posisi siaga,” ujarnya. 

Meski begitu, Anies menyebut Jakarta belum sepenuhnya terbebas dari banjir. Dia pun meminta masyarakat tetap waspada. 

 

“Di kawasan Jakarta Barat, sekitar Kali Angke, di sana air kiriman dari hulu masih jalan. Ini yang masih membuat terjadi genangan. Tapi, insya Allah kita siap, dan saya mengimbau ke seluruh masyarakat untuk juga waspada seperti info dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika),” kata Anies.

Meski air sudah surut, gelombang orang-orang yang ngomel ke Anies masih deras. Salah satunya disuarakan Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat. 

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu kesal karena kediamannya di Jakarta Selatan, ikut terdampak kebanjiran. Banyak barang hanyut masuk ke rumahnya. Ada ember, pot hingga bunga. :Hanya ular yang belum. Jadi, betul-betul terima kasih, saya dapat banyak kiriman,” sindir Djarot.

Dia menuding cara Anies menangani banjir berbeda dengan cara dirinya dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat memimpin Jakarta. Dia pun menyinggung filosofi air masuk ke tanah yang dipakai air.

“Mungkin filosofinya lebih arif. Air itu ditahan saja biar lama supaya kita bisa dapat ikan, di situ bikin kolamnya. Air ini kan seharusnya dialirkan ke laut,” sentilnya lagi.

Ketua DPD PDIP, Gembong Warsono ikut ngomelin Anies. Dia mempertanyakan cara Anies menangani banjir dengan membangun sumur resapan dan drainase vertikal. 

“Sunnatullah-nya, air dari atas dimasukkan ke dalam perut bumi. Cuman pertanyaannya adalah, piye (bagaimana) caranya memasukkan ke dalam perut bumi itu?” sentilnya.

Namun, ada juga yang membela Anies. Salah satunya disuarakan Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta, Basri Baco. Dia menyebut, upaya Anies menangani banjir sudah maksimal. Hanya saja, ada beberapa program penanganan banjir yang belum bisa tereksekusi, karena masih di awal tahun. Makanya, dia bisa memaklumi.

“Tahun ini kami menganggarkan kurang lebih Rp 1 triliun untuk penanganan banjir. Pengerukan dan lain-lain, termasuk pembebasan lahan,” bela Basri. [SAR]

]]> .
Kemarin, banjir di Jakarta mulai surut. Beberapa daerah memang masih tergenang, namun ketinggian air tak separah sehari sebelumnya. Di beberapa lokasi, bahkan sudah kering. Namun, tidak demikian dengan yang ngomel-ngomel. Omongannya terus bergelombang seperti air pasang, terus nyerocos menyalahkan Gubernur Anies Baswedan. 

Daerah yang banjirnya mulai surut, salah satunya Kemang, Jakarta Selatan (Jaksel). Setelah lebih seharian terendam banjir parah, sebagian besar daerah elite itu, sudah kering. Hanya saja, lumpur dan sampah yang berserakan di mana-mana, masih mengotori jalan-jalan dan gedung-gedung. Beberapa mobil yang terseret banjir, juga juga masih berserakan. Beberapa di antaranya sampai menutup ruas jalan. Sejumlah derek dikerahkan untuk mengevakuasi mobil-mobil itu.

Meja, sofa, dan perabotan lain yang basah dan berlumpur dijejer di depan hotel, restoran, cafe, minimarket, dan gedung lainnya. Demikian juga alat-alat elektronik, seperti perangkat komputer.

Karyawan yang sedang sibuk bersih-bersih di salah satu cafe dihampiri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang datang blusukan, kemarin sore. Mereka sempat ngobrol. “PAM-nya mati Pak Anies, waktu banjir kemarin,” keluh salah satu karyawan kepada Anies. “Nanti akan ditangani,” janji Anies.

Anies menyambangi Kemang sekitar pukul setengah 3 sore. Ada sekitar 15 menit di sana. Ia didampingi petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI dan pejabat Pemkot Jaksel. Selain berbincang-bincang dengan karyawan cafe, Anies juga mengecek ketinggian air di Kali Krukut dari jembatan di Jalan Kemang Raya.

Dia bilang, meluapnya Kali Krukut merupakan kiriman dari Depok. Kiriman ini bikin sejumlah jalan Ibu Kota tergenang. Antara lain Jalan Kemang Raya, Jalan Tendean, Jalan TB Simatupang, hingga Bendungan Hilir dan Tanah Abang. “Alhamdulilah, atas izin Allah, tempat yang kemarin tergenang di sini, sudah surut, kering,” ucap Anies, bersyukur.

Daerah lain yang sudah surut adalah Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan. Sejak kemarin pagi, sudah tidak ada kenangan air lagi. Kendaraan bermotor pun sudah bisa melintas. Namun, banyak sisa lumpur, kerikil, dan batu yang terbawa arus banjir ini. Kondisi ini membuat jalanan licin.

Sedangkan daerah yang masih tergenang antara lain kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur; Kebon Pala, Jakarta Timur; dan Pondok Karya, Jakarta Selatan. Namun, ketinggian airnya tidak sedalam pada Sabtu (20/2).

Anies bersyukur, secara umum, banjir yang melanda kawasan Jakarta bisa surut dalam kurun 1 hari. Menurutnya, hal tersebut terjadi lantaran jajaran Pemprov DKI sudah bersiaga mengantisipasi banjir. “Alhamdulillah antisipasi itu sudah dilakukan dari kemarin. Atas izin Allah, satu hari kering. Kenapa? Karena jajaran dalam posisi siaga,” ujarnya. 

Meski begitu, Anies menyebut Jakarta belum sepenuhnya terbebas dari banjir. Dia pun meminta masyarakat tetap waspada. 

 

“Di kawasan Jakarta Barat, sekitar Kali Angke, di sana air kiriman dari hulu masih jalan. Ini yang masih membuat terjadi genangan. Tapi, insya Allah kita siap, dan saya mengimbau ke seluruh masyarakat untuk juga waspada seperti info dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika),” kata Anies.

Meski air sudah surut, gelombang orang-orang yang ngomel ke Anies masih deras. Salah satunya disuarakan Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat. 

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu kesal karena kediamannya di Jakarta Selatan, ikut terdampak kebanjiran. Banyak barang hanyut masuk ke rumahnya. Ada ember, pot hingga bunga. :Hanya ular yang belum. Jadi, betul-betul terima kasih, saya dapat banyak kiriman,” sindir Djarot.

Dia menuding cara Anies menangani banjir berbeda dengan cara dirinya dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat memimpin Jakarta. Dia pun menyinggung filosofi air masuk ke tanah yang dipakai air.

“Mungkin filosofinya lebih arif. Air itu ditahan saja biar lama supaya kita bisa dapat ikan, di situ bikin kolamnya. Air ini kan seharusnya dialirkan ke laut,” sentilnya lagi.

Ketua DPD PDIP, Gembong Warsono ikut ngomelin Anies. Dia mempertanyakan cara Anies menangani banjir dengan membangun sumur resapan dan drainase vertikal. 

“Sunnatullah-nya, air dari atas dimasukkan ke dalam perut bumi. Cuman pertanyaannya adalah, piye (bagaimana) caranya memasukkan ke dalam perut bumi itu?” sentilnya.

Namun, ada juga yang membela Anies. Salah satunya disuarakan Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta, Basri Baco. Dia menyebut, upaya Anies menangani banjir sudah maksimal. Hanya saja, ada beberapa program penanganan banjir yang belum bisa tereksekusi, karena masih di awal tahun. Makanya, dia bisa memaklumi.

“Tahun ini kami menganggarkan kurang lebih Rp 1 triliun untuk penanganan banjir. Pengerukan dan lain-lain, termasuk pembebasan lahan,” bela Basri. [SAR]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories