Banjir Melanda Negeri PDIP Serukan Politik Hijau

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyerukan pentingnya politik hijau untuk kelestarian lingkungan yang lebih baik. Seruan itu kompak disampaikan tiga Sekretaris Jenderal PDIP beda periode. Mereka adalah Pramono Anung (2005-2010), Tjahjo Kumolo (2010-2015), dan Hasto Kristiyanto (2015-sekarang). 

“Politik tidak semata kekuasaan, tetapi juga menyayangi lingkungan,” ujar Pramono Anung, saat berbicara dalam diskusi virtual bertajuk Politik Hijau PDIP, kemarin. 

Pramono menceritakan, politik hijau merupakan gagasan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Baginya, Presiden Indonesia kelima itu telah menjadi lokomotif politik baru. Tidak hanya melahirkan gagasan, tetapi juga alam dan lingkungan. 

Pramono, yang saat ini menjabat Sekretaris Kabinet (Seskab), menyarankan kepada kepengurusan PDIP saat ini, tidak hanya bisa menerjemahkan gagasan Megawati, melainkan mengimplementasikannya untuk kepentingan rakyat. “Masalah alam semakin kompleks. Saya meyakini PDIP termasuk parpol yang mempersiapkan itu, diajar untuk tumbuh dan berkembang bersama alam yang ada,” katanya. 

Menurutnya, politik hijau saat ini bisa menjadi jawaban persoalan banjir yang saat ini melanda Jakarta. “Bu Mega, sudah mengingatkan untuk berjaga-jaga,” katanya. 

Sementara, Tjahjo Kumolo menjelaskan, PDIP di bawah komando Hasto Kristiyanto sebagai Sekjen memiliki sentuhan politik hijau, karena senada dengan arahan Megawati sebagai Ketua Umum terhadap pentingnya persatuan politik dengan alam. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini mengatakan, jika politik hijau berjalan dengan baik, dipastikan tidak ada problem sosial seperti banjir. 

Sementara, Hasto Kristiyanto mengatakan, partainya konsisten menjalankan politik hijau. Politik itu bukan hanya tentang kekuasaan, tetapi merawat alam raya. Dia memastikan, kader PDIP sangat tanggap tentang lingkungan, termasuk berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). 

Saat ini, katanya, PDIP juga fokus memantau cuaca buruk yang sedang terjadi. Termasuk, banjir yang melanda Jakarta. Salah satunya adalah ketersediaan dapur umum di DPP PDIP. 

Ketum Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang juga berpidato di acara ini. Dia mengajak seluruh kader untuk benar-benar melaksanakan dan mewujudkan politik hijau, yang mencintai serta melestarikan lingkungan. “Sekarang makin banyak mata air yang mengering. Masyarakat mengeluh dengan kurangnya air. Sebenarnya itu terjadi karena perbuatan kita sendiri,” ujar Megawati. 

Sebagai ketua umum, Megawati mengaku, selalu meminta Sekjen Hasto untuk mengajak setiap orang bicara mengenai masalah lingkungan. Khususnya, betapa pentingnya air dan kehidupan. Baginya, persoalan lingkungan bukanlah hal kecil. “Pilihlah sungai di setiap daerahmu, hijaukan sungai itu dari hulu ke hilir. Dengan penghijauan maka mata air akan dapat dijaga dan diselamatkan,” ajak Megawati. 

Hadir sejumlah politisi top PDIP, termasuk kepala daerah seperti Gubernur Bali I Wayan Koster dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. Kemudian, Co-founder dan CEO Greenhope Tommy Tjiptadjaja, penerima Kalpataru Chaeruddin alias Babeh Idin, aktivis lingkungan Tania dan penyanyi Andre Hehanusa. Selain diskusi, acara ini juga diisi acara kebudayaan. [BSH]

]]> Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyerukan pentingnya politik hijau untuk kelestarian lingkungan yang lebih baik. Seruan itu kompak disampaikan tiga Sekretaris Jenderal PDIP beda periode. Mereka adalah Pramono Anung (2005-2010), Tjahjo Kumolo (2010-2015), dan Hasto Kristiyanto (2015-sekarang). 

“Politik tidak semata kekuasaan, tetapi juga menyayangi lingkungan,” ujar Pramono Anung, saat berbicara dalam diskusi virtual bertajuk Politik Hijau PDIP, kemarin. 

Pramono menceritakan, politik hijau merupakan gagasan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Baginya, Presiden Indonesia kelima itu telah menjadi lokomotif politik baru. Tidak hanya melahirkan gagasan, tetapi juga alam dan lingkungan. 

Pramono, yang saat ini menjabat Sekretaris Kabinet (Seskab), menyarankan kepada kepengurusan PDIP saat ini, tidak hanya bisa menerjemahkan gagasan Megawati, melainkan mengimplementasikannya untuk kepentingan rakyat. “Masalah alam semakin kompleks. Saya meyakini PDIP termasuk parpol yang mempersiapkan itu, diajar untuk tumbuh dan berkembang bersama alam yang ada,” katanya. 

Menurutnya, politik hijau saat ini bisa menjadi jawaban persoalan banjir yang saat ini melanda Jakarta. “Bu Mega, sudah mengingatkan untuk berjaga-jaga,” katanya. 

Sementara, Tjahjo Kumolo menjelaskan, PDIP di bawah komando Hasto Kristiyanto sebagai Sekjen memiliki sentuhan politik hijau, karena senada dengan arahan Megawati sebagai Ketua Umum terhadap pentingnya persatuan politik dengan alam. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini mengatakan, jika politik hijau berjalan dengan baik, dipastikan tidak ada problem sosial seperti banjir. 

Sementara, Hasto Kristiyanto mengatakan, partainya konsisten menjalankan politik hijau. Politik itu bukan hanya tentang kekuasaan, tetapi merawat alam raya. Dia memastikan, kader PDIP sangat tanggap tentang lingkungan, termasuk berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). 

Saat ini, katanya, PDIP juga fokus memantau cuaca buruk yang sedang terjadi. Termasuk, banjir yang melanda Jakarta. Salah satunya adalah ketersediaan dapur umum di DPP PDIP. 

Ketum Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang juga berpidato di acara ini. Dia mengajak seluruh kader untuk benar-benar melaksanakan dan mewujudkan politik hijau, yang mencintai serta melestarikan lingkungan. “Sekarang makin banyak mata air yang mengering. Masyarakat mengeluh dengan kurangnya air. Sebenarnya itu terjadi karena perbuatan kita sendiri,” ujar Megawati. 

Sebagai ketua umum, Megawati mengaku, selalu meminta Sekjen Hasto untuk mengajak setiap orang bicara mengenai masalah lingkungan. Khususnya, betapa pentingnya air dan kehidupan. Baginya, persoalan lingkungan bukanlah hal kecil. “Pilihlah sungai di setiap daerahmu, hijaukan sungai itu dari hulu ke hilir. Dengan penghijauan maka mata air akan dapat dijaga dan diselamatkan,” ajak Megawati. 

Hadir sejumlah politisi top PDIP, termasuk kepala daerah seperti Gubernur Bali I Wayan Koster dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. Kemudian, Co-founder dan CEO Greenhope Tommy Tjiptadjaja, penerima Kalpataru Chaeruddin alias Babeh Idin, aktivis lingkungan Tania dan penyanyi Andre Hehanusa. Selain diskusi, acara ini juga diisi acara kebudayaan. [BSH]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories