Bangun Pabrik Pengolahan Susu, Frisian Flag Investasi Rp 3,8 Triliun .

PT Frisian Flag Indonesia membangun pabrik baru pengolahan susu di Cikarang, Jawa Barat. Investasi yang dikucurkan mencapai Rp 3,8 triliun.

Acara peletakan batu pertama, groundbreaking dilakukan, Selasa (9/3). Hadir dalam acara itu Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dan Presiden Direktur PT Frisian Flag Indonesia, Maurits Klavert.

Dalam sambutannya, Agus mengatakan, industri pengolahan susu merupakan salah satu sektor manufaktur pangan yang mendapat prioritas pengembangan. Hal ini berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035.

“Industri ini masih dihadapkan pada tantangan pemenuhan bahan baku, karena sampai saat ini hanya 22 persen bahan baku susu yang dipasok dari dalam negeri,” kata Agus.

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan apresiasi kepada PT Frisian Flag Indonesia yang turut berupaya mendorong pertumbuhan produksi susu segar agar dapat mengimbangi laju pertumbuhan kebutuhan bahan baku industri pengolahan susu di dalam negeri.

“Kami sangat mengapresiasi keteguhan PT Frisian Flag Indonesia untuk terus mengembangkan dan memperkuat kemitraan dengan koperasi dan peternak sapi perah yang sudah dijalin selama bertahun-tahun,” paparnya.

Upaya yang dijalankan oleh PT Frisian Flag Indonesia tersebut, di antaranya melalui berbagai program seperti bantuan Milk Collection Point (MCP) koperasi susu, peningkatan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) melalui Akademi Peternak Muda dan Farmer2Farmer, serta pembangunan dairy village (desa susu).

Agus berharap, kontribusi berkelanjutan PT Frisian Flag Indonesia terhadap sektor peternakan sapi perah rakyat dapat bantu mendorong kuantitas dan kualitas susu segar di dalam negeri. Dengan begitu, dapat mengurangi ketergantungan impor bahan baku.

Upaya ini sejalan dengan program Kementerian Perindustrian untuk mewujudkan substitusi impor 35 persen pada 2022.

Agus menyambut, baik pembangunan pabrik baru PT Frisian Flag Indonesia dengan investasi tahap awal (tahun 2020-2023) sebesar 225 juta euro atau Rp 3,8 triliun untuk produk susu cair dan susu/krimer kental manis. “Komitmen dari PT Frisian Flag Indonesia adalah suatu strategi bisnis yang tepat untuk terus memenuhi peningkatan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap produk susu olahan berkualitas,” paparnya.

Pabrik baru PT Frisian Flag Indonesia seluas 25 hektare tersebut berkapasitas 244 juta liter per tahun untuk susu cair serta 476 ribu ton per tahun untuk produk krimer kental manis. Produknya ditargetkan 90 persen ke pasar ekspor, dan 10 persen pasar dalam negeri. Penyerapan tenaga kerja akan mencapai 848 orang.

Saat ini, tingkat konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia masih sekitar 16,9 kg per kapita per tahun setara susu segar, yang jumlahnya perlu ditingkatkan untuk kompetitif di tingkat regional. “Kami yakin peluang pasar dan tingkat konsumsi produk susu olahan akan terus tumbuh tinggi ke depannya,” ujar Agus.

Presiden Direktur PT Frisian Flag Indonesia, Maurits Klavert mengatakan, pabrik baru ini akan mencakup fasilitas produksi atau pengolahan produk susu cair siap minum dan susu kental manis, sentra logistik dan distribusi serta perkantoran dengan menggunakan teknologi modern dan sudah pasti teknologi ramah lingkungan.

Seiring investasi tersebut, perusahaan akan meningkatkan pula penyerapan susu segar dalam negeri yang dipasok oleh belasan ribu peternak sapi perah rakyat di tanah air. “Kami juga akan meningkatkan kerja sama dengan para mitra bisnis kami di Indonesia baik pemasok maupun ratusan mitra distributor kami yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air,” tuturnya. [DIT]

 

]]> .
PT Frisian Flag Indonesia membangun pabrik baru pengolahan susu di Cikarang, Jawa Barat. Investasi yang dikucurkan mencapai Rp 3,8 triliun.

Acara peletakan batu pertama, groundbreaking dilakukan, Selasa (9/3). Hadir dalam acara itu Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dan Presiden Direktur PT Frisian Flag Indonesia, Maurits Klavert.

Dalam sambutannya, Agus mengatakan, industri pengolahan susu merupakan salah satu sektor manufaktur pangan yang mendapat prioritas pengembangan. Hal ini berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035.

“Industri ini masih dihadapkan pada tantangan pemenuhan bahan baku, karena sampai saat ini hanya 22 persen bahan baku susu yang dipasok dari dalam negeri,” kata Agus.

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan apresiasi kepada PT Frisian Flag Indonesia yang turut berupaya mendorong pertumbuhan produksi susu segar agar dapat mengimbangi laju pertumbuhan kebutuhan bahan baku industri pengolahan susu di dalam negeri.

“Kami sangat mengapresiasi keteguhan PT Frisian Flag Indonesia untuk terus mengembangkan dan memperkuat kemitraan dengan koperasi dan peternak sapi perah yang sudah dijalin selama bertahun-tahun,” paparnya.

Upaya yang dijalankan oleh PT Frisian Flag Indonesia tersebut, di antaranya melalui berbagai program seperti bantuan Milk Collection Point (MCP) koperasi susu, peningkatan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) melalui Akademi Peternak Muda dan Farmer2Farmer, serta pembangunan dairy village (desa susu).

Agus berharap, kontribusi berkelanjutan PT Frisian Flag Indonesia terhadap sektor peternakan sapi perah rakyat dapat bantu mendorong kuantitas dan kualitas susu segar di dalam negeri. Dengan begitu, dapat mengurangi ketergantungan impor bahan baku.

Upaya ini sejalan dengan program Kementerian Perindustrian untuk mewujudkan substitusi impor 35 persen pada 2022.

Agus menyambut, baik pembangunan pabrik baru PT Frisian Flag Indonesia dengan investasi tahap awal (tahun 2020-2023) sebesar 225 juta euro atau Rp 3,8 triliun untuk produk susu cair dan susu/krimer kental manis. “Komitmen dari PT Frisian Flag Indonesia adalah suatu strategi bisnis yang tepat untuk terus memenuhi peningkatan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap produk susu olahan berkualitas,” paparnya.

Pabrik baru PT Frisian Flag Indonesia seluas 25 hektare tersebut berkapasitas 244 juta liter per tahun untuk susu cair serta 476 ribu ton per tahun untuk produk krimer kental manis. Produknya ditargetkan 90 persen ke pasar ekspor, dan 10 persen pasar dalam negeri. Penyerapan tenaga kerja akan mencapai 848 orang.

Saat ini, tingkat konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia masih sekitar 16,9 kg per kapita per tahun setara susu segar, yang jumlahnya perlu ditingkatkan untuk kompetitif di tingkat regional. “Kami yakin peluang pasar dan tingkat konsumsi produk susu olahan akan terus tumbuh tinggi ke depannya,” ujar Agus.

Presiden Direktur PT Frisian Flag Indonesia, Maurits Klavert mengatakan, pabrik baru ini akan mencakup fasilitas produksi atau pengolahan produk susu cair siap minum dan susu kental manis, sentra logistik dan distribusi serta perkantoran dengan menggunakan teknologi modern dan sudah pasti teknologi ramah lingkungan.

Seiring investasi tersebut, perusahaan akan meningkatkan pula penyerapan susu segar dalam negeri yang dipasok oleh belasan ribu peternak sapi perah rakyat di tanah air. “Kami juga akan meningkatkan kerja sama dengan para mitra bisnis kami di Indonesia baik pemasok maupun ratusan mitra distributor kami yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air,” tuturnya. [DIT]

 
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories