Bangun Factory Sharing Furnitur, Kemenkop UKM Gelontorkan Rp 13 M
Kementerian Koperasi dan UKM menyiapkan anggaran hingga Rp 13 miliar untuk membangun factory sharing (rumah produksi bersama) untuk klaster produk unggulan ekspor furnitur di Sragen, Jawa Tengah.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, factory sharing merupakan solusi bagi UMKM di klaster furnitur agar para perajin memiliki standar dan mutu yang sama dengan industri. Dalam factory sharing ini, mulai dari proses pengolahan kayu, pengeringan, hingga produk setengah jadi dikerjakan dengan standar industri.
Mengingat furnitur merupakan salah satu produk unggulan ekspor, standardisasi produk sangat penting.
“UMKM bisa maklon di sana (factory sharing) bersama-sama yang dikelola oleh koperasi. Sehingga produk UMKM punya kualitas yang tak kalah dengan industri. Ini membuat waktu produksi lebih cepat dan daya saing tinggi UMKM. Kalau di factory sharing, biaya ditanggung bersama sehingga lebih murah, mudah, dan cepat,” imbuh Teten saat meninjau lokasi pembangunan factory sharing di Sragen, Jawa Tengah, Selasa (28/9).
Tak hanya itu, ia menegaskan, bicara factory sharing juga tak luput dari pembangunan ekosistem berupa tempat pelatihan serta koperasi sebagai agregator dan offtaker. Agar produk UMKM masuk ke pasar ekspor, juga penting merekrut SDM yang berkompeten.
“Kelembagaan yang perlu diperbaiki. Jadi, diperlukan pelatihan vokasi untuk mencetak perajin yang berkualitas didukung pengembangan produk supaya bisa mengikuti selera market. Bukan hanya membangun factory sharing tapi semuanya, memperkuat UMKM berarti juga memperkuat tulang punggung ekonomi nasional,” tegasnya.
Factory sharing, kata Teten, merupakan salah satu program prioritas di kementeriannya. Saat ini anggaran dan lahannya sudah tersedia. Namun catatannya, menurut Teten, dari kelembagaannya yakni koperasi perlu diperkuat. Koperasi bertugas mempertemukan UMKM dengan para buyer.
“UMKM tak bisa sendiri-sendiri dengan buyer karena posisi bargaining-nya lemah. Untuk itu perlu difasilitasi dengan koperasi lewat factory sharing,” imbuh Teten.
Menkop Teten turut mengapresiasi produk kursi dari Mardi Furniture yang sudah bisa menembus pasar Eropa dan Australia. Apalagi desain yang dibuat pun hasil inovasinya sendiri.
“Ini yang namanya membidik market demand yang ada, salah satunya furniture sebagai produk unggulan,” jelas Teten.
Di kesempatan yang sama, Deputi bidang Usaha Kecil dan Menengah Kemenkop UKM Hanung Harimba Rachman menambahkan, untuk pembangunan satu factory sharing, kementerian telah mengalokasikan anggaran senilai Rp13 miliar.
“Sehingga diharapkan daya saing dan kualitas produk UMKM benar-benar memiliki standar mutu,” tegasnya.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati merinci, pembangunan lahan 7 ribu meter persegi dan ada 2 hektar lagi untuk pengembangan factory sharing. Di mana lahan ini merupakan aset milik Pemerintah Daerah (Pemda).
“Setiap dana dari pemerintah pusat programnya kan harus jelas. Sehingga lebih diutamakan aset milik pemda. Jadi, kami pastikan untuk lahan ini tak bermasalah sudah clear,” sebutnya. [DWI]
]]> Kementerian Koperasi dan UKM menyiapkan anggaran hingga Rp 13 miliar untuk membangun factory sharing (rumah produksi bersama) untuk klaster produk unggulan ekspor furnitur di Sragen, Jawa Tengah.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, factory sharing merupakan solusi bagi UMKM di klaster furnitur agar para perajin memiliki standar dan mutu yang sama dengan industri. Dalam factory sharing ini, mulai dari proses pengolahan kayu, pengeringan, hingga produk setengah jadi dikerjakan dengan standar industri.
Mengingat furnitur merupakan salah satu produk unggulan ekspor, standardisasi produk sangat penting.
“UMKM bisa maklon di sana (factory sharing) bersama-sama yang dikelola oleh koperasi. Sehingga produk UMKM punya kualitas yang tak kalah dengan industri. Ini membuat waktu produksi lebih cepat dan daya saing tinggi UMKM. Kalau di factory sharing, biaya ditanggung bersama sehingga lebih murah, mudah, dan cepat,” imbuh Teten saat meninjau lokasi pembangunan factory sharing di Sragen, Jawa Tengah, Selasa (28/9).
Tak hanya itu, ia menegaskan, bicara factory sharing juga tak luput dari pembangunan ekosistem berupa tempat pelatihan serta koperasi sebagai agregator dan offtaker. Agar produk UMKM masuk ke pasar ekspor, juga penting merekrut SDM yang berkompeten.
“Kelembagaan yang perlu diperbaiki. Jadi, diperlukan pelatihan vokasi untuk mencetak perajin yang berkualitas didukung pengembangan produk supaya bisa mengikuti selera market. Bukan hanya membangun factory sharing tapi semuanya, memperkuat UMKM berarti juga memperkuat tulang punggung ekonomi nasional,” tegasnya.
Factory sharing, kata Teten, merupakan salah satu program prioritas di kementeriannya. Saat ini anggaran dan lahannya sudah tersedia. Namun catatannya, menurut Teten, dari kelembagaannya yakni koperasi perlu diperkuat. Koperasi bertugas mempertemukan UMKM dengan para buyer.
“UMKM tak bisa sendiri-sendiri dengan buyer karena posisi bargaining-nya lemah. Untuk itu perlu difasilitasi dengan koperasi lewat factory sharing,” imbuh Teten.
Menkop Teten turut mengapresiasi produk kursi dari Mardi Furniture yang sudah bisa menembus pasar Eropa dan Australia. Apalagi desain yang dibuat pun hasil inovasinya sendiri.
“Ini yang namanya membidik market demand yang ada, salah satunya furniture sebagai produk unggulan,” jelas Teten.
Di kesempatan yang sama, Deputi bidang Usaha Kecil dan Menengah Kemenkop UKM Hanung Harimba Rachman menambahkan, untuk pembangunan satu factory sharing, kementerian telah mengalokasikan anggaran senilai Rp13 miliar.
“Sehingga diharapkan daya saing dan kualitas produk UMKM benar-benar memiliki standar mutu,” tegasnya.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati merinci, pembangunan lahan 7 ribu meter persegi dan ada 2 hektar lagi untuk pengembangan factory sharing. Di mana lahan ini merupakan aset milik Pemerintah Daerah (Pemda).
“Setiap dana dari pemerintah pusat programnya kan harus jelas. Sehingga lebih diutamakan aset milik pemda. Jadi, kami pastikan untuk lahan ini tak bermasalah sudah clear,” sebutnya. [DWI]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .