Atasi Banjir Semarang, Menteri PUPR Andalkan Pompa Air
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengintruksikan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana untuk mengoperasikan seluruh pompa air guna mengatasi banjir di Kota Semarang.
Pompa-pompa banjir tersebut, di antaranya adalah Pompa Kali Sringin, Pompa Kali Tenggang, Pompa Tawang, dan Pompa Kali Banger.
“Tiga pompa yang digunakan untuk mengeringkan kawasan Kota Lama Semarang, yang terdampak banjir, sejak petang tadi sudah beroperasi seluruhnya,” kata Basuki saat meninjau banjir di kawasan Kota Lama Semarang didampingi Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanto Rahayu, Sabtu (6/2).
Basuki mengaku, Kementerian PUPR secara bertahap telah melakukan berbagai upaya penanganan banjir Kota Semarang, mulai dari hulu seperti pembangunan Bendungan Jatibarang hingga ke hilir seperti pembangunan kanal banjir, normalisasi sungai, tanggul rob, stasiun pompa, kolam retensi, termasuk Bendung Gerak di Kanal Banjir Barat (KBB).
Bendung Gerak tersebut, berfungsi sebagai penahan intrusi air laut dan menjaga debit air, serta penggelontoran sedimen sungai untuk pengendalian banjir di wilayah barat Kota Semarang.
“Pada saat musim hujan, bendung ini akan berfungsi menahan aliran air sungai yang masuk KBB dan pada saat elevasi 2,5 meter, kemudian akan dialirkan ke laut. Sementara saat musim kemarau, bendung sepanjang 155,5 meter tersebut berfungsi sebagai penampungan air atau long storage berkapasitas 700.000 m3,” tuturnya.
Sementara untuk penanganan banjir rob yang kerap terjadi di utara kota Semarang, Basuki telah membangun sejumlah infrastruktur pengendali banjir dan rob bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kota Semarang.
Untuk menahan limpasan rob, dibangun tanggul rob yang membentang sepanjang 2,17 km dari Kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), melingkari kawasan industri Terboyo hingga Kali Sringin.
Selain di Kota Lama, banjir juga menggenangi wilayah lain di Semarang. Banjir terjadi akibat luapan Kali Beringin Mangkang dan Kali Plumbon Kaligawe, yang merupakan dampak siklus hujan lebat 50 tahunan.
Pada saat yang bersamaan, air pasang pun tingginya mencapai 1.4 meter. Berdasarkan data BMKG diperkirakan terjadi hujan ekstrim di Februari. [FIK]
]]> Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengintruksikan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana untuk mengoperasikan seluruh pompa air guna mengatasi banjir di Kota Semarang.
Pompa-pompa banjir tersebut, di antaranya adalah Pompa Kali Sringin, Pompa Kali Tenggang, Pompa Tawang, dan Pompa Kali Banger.
“Tiga pompa yang digunakan untuk mengeringkan kawasan Kota Lama Semarang, yang terdampak banjir, sejak petang tadi sudah beroperasi seluruhnya,” kata Basuki saat meninjau banjir di kawasan Kota Lama Semarang didampingi Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanto Rahayu, Sabtu (6/2).
Basuki mengaku, Kementerian PUPR secara bertahap telah melakukan berbagai upaya penanganan banjir Kota Semarang, mulai dari hulu seperti pembangunan Bendungan Jatibarang hingga ke hilir seperti pembangunan kanal banjir, normalisasi sungai, tanggul rob, stasiun pompa, kolam retensi, termasuk Bendung Gerak di Kanal Banjir Barat (KBB).
Bendung Gerak tersebut, berfungsi sebagai penahan intrusi air laut dan menjaga debit air, serta penggelontoran sedimen sungai untuk pengendalian banjir di wilayah barat Kota Semarang.
“Pada saat musim hujan, bendung ini akan berfungsi menahan aliran air sungai yang masuk KBB dan pada saat elevasi 2,5 meter, kemudian akan dialirkan ke laut. Sementara saat musim kemarau, bendung sepanjang 155,5 meter tersebut berfungsi sebagai penampungan air atau long storage berkapasitas 700.000 m3,” tuturnya.
Sementara untuk penanganan banjir rob yang kerap terjadi di utara kota Semarang, Basuki telah membangun sejumlah infrastruktur pengendali banjir dan rob bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kota Semarang.
Untuk menahan limpasan rob, dibangun tanggul rob yang membentang sepanjang 2,17 km dari Kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), melingkari kawasan industri Terboyo hingga Kali Sringin.
Selain di Kota Lama, banjir juga menggenangi wilayah lain di Semarang. Banjir terjadi akibat luapan Kali Beringin Mangkang dan Kali Plumbon Kaligawe, yang merupakan dampak siklus hujan lebat 50 tahunan.
Pada saat yang bersamaan, air pasang pun tingginya mencapai 1.4 meter. Berdasarkan data BMKG diperkirakan terjadi hujan ekstrim di Februari. [FIK]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .