Arus Bawah Laut Kuat TNI AL Sebut KRI Nanggala-402 Tenggelam Karena Faktor Alam
Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kasal Laksda Muhammad Ali mengatakan, tenggelamnya Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Nanggala-402 dimungkinkan terjadi karena adanya faktor alam.
Muhammad Ali menjelaskan bahwa pada saat kapal selam menyelam, yang paling berpengaruh adalah faktor arus bawah laut yang berbeda tergantung kondisinya.
Sehingga kata dia, awak kapal selam sebelum beroperasi mereka melihat panduan untuk menyampaikan kondisi daerah tersebut seperti faktor oseanografi maupun hidrografi.
“Faktor alam ini juga ada yang dinamakan internal solitary wave, yang berdasarkan informasi dari beberapa pakar dan ahli oseanografi, itu ada arus bawah laut yang cukup kuat yang bisa menarik secara vertikal. Jadi jatuhnya kapal ke bawah lebih cepat dari umumnya dan ini yang harus diwaspadai,” kata Laksda Muhammad Ali dalam Konferensi Pers di Gedung Utama R.E. Martadinata Mabesal, Cilangkap Jaktim, Selasa, (27/4).
Hadir juga Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono dan Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto yang merupakan Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal).
Muhammad Ali yang juga mantan Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) dan Komandan KRI Nanggala-402 itu menegaskan, konferensi pers digelar sebagai upaya meluruskan pemberitaan-pemberitaan tentang KRI Nanggala-402 yang bersumber dari beberapa media, atau pengamat yang menyampaikan pendapat pribadinya, sehingga menimbulkan kerancuan dan kesimpangsiuran di masyarakat.
Senada, Danseskoal mengatakan bahwa di perairan utara Bali menurut satelit Himawari-8 milik Jepang dan Satelit Sentinel milik Eropa, pada tanggal 21 April atau tanggal 20 UTC, terjadi internal wave yang bergerak dari bawah ke utara.
“Kalau kita terkena Internal Wave, maka itu adalah kehendak alam tentunya para prajurit tidak bisa melakukan peran kedaruratan walaupun mereka sudah siap berada di pos tempurnya masing-masing,” pungkasnya.
Wakasal yang mewakili Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia yang telah memberikan perhatian terhadap terjadinya musibah KRI Nanggala-402.
Namun TNI AL berharap kedepan kepada pihak-pihak yang memberikan pernyataan agar dipertimbangkan dan dikoordinasikan dengan pihak TNI AL.
“Prajurit TNI AL hanya sekedar melaksanakan tugas, semua kejadian ada Tuhan Yang Maha Esa yang mengatur diatas sana, dan apapun yang terjadi kami berusaha kami berserah diri atas kuasa-Nya”, tutup Wakasal. [DR]
]]> Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kasal Laksda Muhammad Ali mengatakan, tenggelamnya Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Nanggala-402 dimungkinkan terjadi karena adanya faktor alam.
Muhammad Ali menjelaskan bahwa pada saat kapal selam menyelam, yang paling berpengaruh adalah faktor arus bawah laut yang berbeda tergantung kondisinya.
Sehingga kata dia, awak kapal selam sebelum beroperasi mereka melihat panduan untuk menyampaikan kondisi daerah tersebut seperti faktor oseanografi maupun hidrografi.
“Faktor alam ini juga ada yang dinamakan internal solitary wave, yang berdasarkan informasi dari beberapa pakar dan ahli oseanografi, itu ada arus bawah laut yang cukup kuat yang bisa menarik secara vertikal. Jadi jatuhnya kapal ke bawah lebih cepat dari umumnya dan ini yang harus diwaspadai,” kata Laksda Muhammad Ali dalam Konferensi Pers di Gedung Utama R.E. Martadinata Mabesal, Cilangkap Jaktim, Selasa, (27/4).
Hadir juga Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono dan Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto yang merupakan Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal).
Muhammad Ali yang juga mantan Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) dan Komandan KRI Nanggala-402 itu menegaskan, konferensi pers digelar sebagai upaya meluruskan pemberitaan-pemberitaan tentang KRI Nanggala-402 yang bersumber dari beberapa media, atau pengamat yang menyampaikan pendapat pribadinya, sehingga menimbulkan kerancuan dan kesimpangsiuran di masyarakat.
Senada, Danseskoal mengatakan bahwa di perairan utara Bali menurut satelit Himawari-8 milik Jepang dan Satelit Sentinel milik Eropa, pada tanggal 21 April atau tanggal 20 UTC, terjadi internal wave yang bergerak dari bawah ke utara.
“Kalau kita terkena Internal Wave, maka itu adalah kehendak alam tentunya para prajurit tidak bisa melakukan peran kedaruratan walaupun mereka sudah siap berada di pos tempurnya masing-masing,” pungkasnya.
Wakasal yang mewakili Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia yang telah memberikan perhatian terhadap terjadinya musibah KRI Nanggala-402.
Namun TNI AL berharap kedepan kepada pihak-pihak yang memberikan pernyataan agar dipertimbangkan dan dikoordinasikan dengan pihak TNI AL.
“Prajurit TNI AL hanya sekedar melaksanakan tugas, semua kejadian ada Tuhan Yang Maha Esa yang mengatur diatas sana, dan apapun yang terjadi kami berusaha kami berserah diri atas kuasa-Nya”, tutup Wakasal. [DR]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .