Angka Kematian Masih Tinggi Stop Mementingkan Diri Sendiri Kita Kudu Kompak Basmi Corona
Persentase pasien Covid-19 yang meninggal dunia sebesar 2,7 persen telah bertahan lebih dari dua bulan, sejak awal Februari 2021.
Perkembangan minggu ini, pasien Covid-19 yang meninggal naik menjadi 29,2 persen. Ada lima provinsi yang berkontribusi pada kenaikan angka kematian. Yakni, Jawa Tengah naik 178 (125 vs 303), Sumatera Selatan naik 25 (29 vs 54), DKI Jakarta naik 20 (75 vs 95), Jawa Barat naik 18 (130 vs 148) dan Aceh naik 15 (5 vs 20).
“Kabupaten/kota yang menyumbangkan angka kematian terbesar harus segera diidentifikasi. Segera evaluasi penanganannya (Covid-19),” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, Selasa (27/4).
Ketua Dewan Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia ini juga meminta pemda setempat segera melakukan perbaikan pada kualitas penanganan pasien positif. Utamanya pada gejala sedang dan berat.
“Upaya testing dan tracing harus ditingkatkan untuk mengidentifikasi penularan sejak dini,” tutur Wiku.
Wiku menegaskan, kenaikan angka kematian mingguan tidak bisa ditoleransi. Pemda harus memberikan perhatian pada kasus kematian pasien Covid-19 yang terus naik.
Pemda setempat juga kudu terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar dapat tercapai sinkronisasi data yang baik.
“Perlu mewaspadai angka kematian yang tinggi dari beberapa provinsi,” kata Wiku,
Saat ini, lanjut Wiku, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan atau BOR (Bed Occupancy Ratio) tidak menunjukkan kenaikan. Angka kasus aktif secara nasional juga menurun.
“Apabila rumah sakit menghadapi kendala atau kesulitan menghadapi kasus Covid-19, harap segera menghubungi Kementerian Kesehatan agar diberi bantuan segera,” pesan Wiku.
Netizen meminta masyarakat sadar, kompak dan gotong royong dalam disiplin protokol kesehatan (prokes). Jika prokes berjalan baik, angka kematian bisa ditekan.
“Ayolah, berhenti mementingkan kesenangan diri sendiri. Ayo kita kerja sama,” ajak Mandallamp.
Hyunniekim_206 setuju. Menurut dia, pandemi Covid-19 adalah masalah kesehatan bersama, sehingga harus diselesaikan bersama-sama.
“Masyarakat harus kompak, taat prokes, pemerintah juga harus buat kebijakan yang bener dan jangan asal-asalan,” tuturnya.
Menurut IGuntum, sekarang saatnya masyarakat saling bahu membahu memberikan sumbangsihnya, untuk mempertahankan kondisi kasus yang cenderung stabil dan terus menekan angka kasus aktif dan kematian akibat Covid-19. “Masyarakat tetap patuh protokol kesehatan,” ajak dia.
Aespawinter4 mengatakan, vaksinasi Covid-19 merupakan cara efektif menurunkan angka kematian. Jika sudah divaksin, maka dapat melindungi orang-orang di sekitarnya, sehingga ekonomi masyarakat dapat segera pulih kembali.
Menurut Afrkml, angka kematian akibat Covid-19 bisa ditekan jika pemda tegas dan antisipatif sedini mungkin. Disiplin prokes dan vaksinasi, hanya salah satu cara untuk terhindar dari paparan virus Corona. “Itu yang kudu dipahami,” kata Afrkml.
Damonarka.js berharap, korban jiwa karena Covid-19 tidak bertambah banyak. “Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT,” doa asiyah2916.
Pandemictalks mengungkapkan, bencana terburuk adalah ketika semua orang mulai terbiasa dan memaklumi angka-angka kematian Covid-19. Bahkan, yang lebih buruk, sudah 45 ribuan orang meninggal, tapi masih ada saja yang tidak percaya Covid-19.
“Yang lebih menyakitkan dari mendengar angka kematian akibat Covid-19, kenyataan bahwa kita hidup berdampingan dengan manusia tanpa perasaan yang mengolok-olok itu semua,” ujar arfrkhmn.
Abdul_wava menduga, angka kematian lebih tinggi dari data yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19. Menurut dia, data yang ter-publish merupakan data mentah.
“Coba aja rata-rata tiap rumah sakit satu pasien Covid di ICU yang meninggal dikalikan seluruh rumah sakit Indonesia,” katanya.
Beatrice_fella mengaku cuma bisa menahan napas melihat orang-orang mulai curi start mudik. Kata dia, mereka menghalalkan segala cara untuk mudik yang dilarang pemerintah.
“Kalau dilarang bilangnya aturan ada untuk dilanggar. Semoga nakes kita tidak kolaps dan kejadian di India tidak sampai terjadi di kita,” harapnya.
GoodDoggo107 mengatakan, sangat penting bagi Indonesia mengetahui berapa angka kematian akibat Covid-19 yang sebenarnya. Dia bilang, angka yang dipublikasikan saat ini merupakan undercount karena kematian suspek dan probable yang tidak sempat dites. “Untuk mengestimasi skala penyebaran” ujar dia. [ASI]
]]> Persentase pasien Covid-19 yang meninggal dunia sebesar 2,7 persen telah bertahan lebih dari dua bulan, sejak awal Februari 2021.
Perkembangan minggu ini, pasien Covid-19 yang meninggal naik menjadi 29,2 persen. Ada lima provinsi yang berkontribusi pada kenaikan angka kematian. Yakni, Jawa Tengah naik 178 (125 vs 303), Sumatera Selatan naik 25 (29 vs 54), DKI Jakarta naik 20 (75 vs 95), Jawa Barat naik 18 (130 vs 148) dan Aceh naik 15 (5 vs 20).
“Kabupaten/kota yang menyumbangkan angka kematian terbesar harus segera diidentifikasi. Segera evaluasi penanganannya (Covid-19),” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, Selasa (27/4).
Ketua Dewan Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia ini juga meminta pemda setempat segera melakukan perbaikan pada kualitas penanganan pasien positif. Utamanya pada gejala sedang dan berat.
“Upaya testing dan tracing harus ditingkatkan untuk mengidentifikasi penularan sejak dini,” tutur Wiku.
Wiku menegaskan, kenaikan angka kematian mingguan tidak bisa ditoleransi. Pemda harus memberikan perhatian pada kasus kematian pasien Covid-19 yang terus naik.
Pemda setempat juga kudu terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar dapat tercapai sinkronisasi data yang baik.
“Perlu mewaspadai angka kematian yang tinggi dari beberapa provinsi,” kata Wiku,
Saat ini, lanjut Wiku, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan atau BOR (Bed Occupancy Ratio) tidak menunjukkan kenaikan. Angka kasus aktif secara nasional juga menurun.
“Apabila rumah sakit menghadapi kendala atau kesulitan menghadapi kasus Covid-19, harap segera menghubungi Kementerian Kesehatan agar diberi bantuan segera,” pesan Wiku.
Netizen meminta masyarakat sadar, kompak dan gotong royong dalam disiplin protokol kesehatan (prokes). Jika prokes berjalan baik, angka kematian bisa ditekan.
“Ayolah, berhenti mementingkan kesenangan diri sendiri. Ayo kita kerja sama,” ajak Mandallamp.
Hyunniekim_206 setuju. Menurut dia, pandemi Covid-19 adalah masalah kesehatan bersama, sehingga harus diselesaikan bersama-sama.
“Masyarakat harus kompak, taat prokes, pemerintah juga harus buat kebijakan yang bener dan jangan asal-asalan,” tuturnya.
Menurut IGuntum, sekarang saatnya masyarakat saling bahu membahu memberikan sumbangsihnya, untuk mempertahankan kondisi kasus yang cenderung stabil dan terus menekan angka kasus aktif dan kematian akibat Covid-19. “Masyarakat tetap patuh protokol kesehatan,” ajak dia.
Aespawinter4 mengatakan, vaksinasi Covid-19 merupakan cara efektif menurunkan angka kematian. Jika sudah divaksin, maka dapat melindungi orang-orang di sekitarnya, sehingga ekonomi masyarakat dapat segera pulih kembali.
Menurut Afrkml, angka kematian akibat Covid-19 bisa ditekan jika pemda tegas dan antisipatif sedini mungkin. Disiplin prokes dan vaksinasi, hanya salah satu cara untuk terhindar dari paparan virus Corona. “Itu yang kudu dipahami,” kata Afrkml.
Damonarka.js berharap, korban jiwa karena Covid-19 tidak bertambah banyak. “Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT,” doa asiyah2916.
Pandemictalks mengungkapkan, bencana terburuk adalah ketika semua orang mulai terbiasa dan memaklumi angka-angka kematian Covid-19. Bahkan, yang lebih buruk, sudah 45 ribuan orang meninggal, tapi masih ada saja yang tidak percaya Covid-19.
“Yang lebih menyakitkan dari mendengar angka kematian akibat Covid-19, kenyataan bahwa kita hidup berdampingan dengan manusia tanpa perasaan yang mengolok-olok itu semua,” ujar arfrkhmn.
Abdul_wava menduga, angka kematian lebih tinggi dari data yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19. Menurut dia, data yang ter-publish merupakan data mentah.
“Coba aja rata-rata tiap rumah sakit satu pasien Covid di ICU yang meninggal dikalikan seluruh rumah sakit Indonesia,” katanya.
Beatrice_fella mengaku cuma bisa menahan napas melihat orang-orang mulai curi start mudik. Kata dia, mereka menghalalkan segala cara untuk mudik yang dilarang pemerintah.
“Kalau dilarang bilangnya aturan ada untuk dilanggar. Semoga nakes kita tidak kolaps dan kejadian di India tidak sampai terjadi di kita,” harapnya.
GoodDoggo107 mengatakan, sangat penting bagi Indonesia mengetahui berapa angka kematian akibat Covid-19 yang sebenarnya. Dia bilang, angka yang dipublikasikan saat ini merupakan undercount karena kematian suspek dan probable yang tidak sempat dites. “Untuk mengestimasi skala penyebaran” ujar dia. [ASI]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .