Anggaran Gas Air Mata Polri Tembus Triliunan Rupiah

Fantastis, anggaran Polri untuk pengadaan gas air mata tembus triliunan rupiah. Hal ini menjadi sorotan netizen. Pemerintah diminta menghentikan ang­garan tersebut.

Akun @MprAldo mengunggah meme berisi judul berita yang menyebut angga­ran gas air mata Rp 1,03 triliun. “Buset!!! Anggaran gas air mata Rp 1 triliun? Apa persiapan perang dengan rakyat?” ujar @ MprAldo.

Berdasarkan data dari situs lpse.polri.go.id, pengadaan gas air mata dianggarkan dengan menggunakan APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara). Sejak 2017, totalnya hampir Rp 1 triliun.

Tahun ini, Polri menganggarkan total Rp 160,1 miliar untuk pengadaan gas air mata berikut pelontarnya. Anggaran pengadaan gas air mata dalam lima tahun terakhir paling besar dilakukan Polri pada 2017 yang mencapai Rp 327,7 miliar.

Berikut anggaran pengadaan gas air mata Polri dari tahun 2017 hingga 2022. Tahun 2017, Pengadaan Gas Air Mata Brimob: Rp 65 miliar, Catridges Flas Ball/Amunisi Gas Air Mata Kaliber 44 mm: Rp 68 miliar.

Kemudian Amunisi Gas Air Mata Kaliber 37/38 mm APBN-P 2017: Rp 92 miliar, Catridge Gas Air Mata: Rp 52,5 miliar. Lalu, Pengadaan Catridge Gas Air Mata T.A. 2017: Rp 50,2 miliar.

Pada 2018, Pengadaan Gas Air Mata Brimob PDN TA.2018: Rp 30 miliar. Tahun 2019, Pengadaan Gas Air Mata Program Optimalisasi TA.2019: Rp 3 mil­iar dan Pengadaan Gas Air Mata Brimob Program PDN TA.2019: Rp 30 miliar.

Tahun 2020, Drone Pelontar Gas Air Mata: Rp 26,9 miliar dan Catridge Gas Air Mata: Rp 200 miliar. Pada 2021, Amunisi Drone Pelontar Gas Air Mata: Rp 11,2 mil­iar, Amunisi Drone Pelontar Gas Air Mata (PNBP): Rp 15,3 miliar, Pengadaan Drone Pelontar Gas Air Mata: Rp 38,6 miliar dan Amunisi Gas Air Mata: Rp 108 miliar.

Pada 2022, Pengadaan Launcher Gas Air Mata Program APBN T.A. 2022: Rp 41 miliar, Pengadaan Amunisi Gas Air Mata Program APBN T.A. 2022: Rp 69,1 miliar. Kemudian, Pengadaan Pelontar dan Gas Air Mata: Rp 30 miliar dan Pengadaan Gas Air Mata Kaliber 38 mm (Smoke) Program APBN T.A. 2022: Rp 20 miliar.

Akun @andripst mengungkapkan, ang­garan Polri untuk pengadaan gas air mata dan alat penghalau demo lebih dari Rp 1 triliun. Bahkan, total dana APBN yang di­habiskan sejak 2014-2022 mencapai 217,3 juta dolar AS setara Rp 3,3 triliun.

 

“(Itu) Anggaran Polri untuk peralatan-stok gas air mata, alat pukul, masker gas air mata, dan tameng,” ungkapnya.

Akun @ferryheilmann resah dengan anggaran peralatan Polri yang besar. Kata dia, dana Rp 1,03 triliun digelontorkan demi menegakkan ketidakadilan, mem­benarkan kebohongan, dan membungkus kedunguan dengan keluguan.

“Padahal itu uang hasil dari pajak rakyat,” ujar @ferryheilmann. “Fantastis jumlah nominal anggaran gas air mata tem­bus triliunan,” ujar @HambaAllah_411.

Akun @TANBARO13 menduga, peng­gunaan gas air mata di Kanjuruhan seba­gai salah satu trik untuk menghabiskan anggaran. Biasanya, pengadaan barang dalam anggaran harus dihabiskan su­paya tahun depan bisa dianggarkan lagi. “Nggak tahu sama gas air mata nih, apa harus dihabiskan juga,” ujarnya.

Akun @Rijaltobat_ menambahkan. Kata dia, catridges tersebut harus habis sebelum masa expired, agar anggaran turun lagi. Kalau tidak habis, anggaran akan berkurang dan otomatis serapan kurang baik pada kinerja anggaran.

“Begitulah metode anggaran turun. Jadi kadang dipaksa habis,” beber dia.

Akun @madisnur meminta Pemerintah menghentikan anggaran untuk Polri, khususnya untuk gas air mata. Dia bilang, salah satu cara efektif mengubah kepoli­sian adalah dengan defund.

“Hilangkan anggaran yang dipakai untuk menyakiti rakyat. Hilangkan anggaran un­tuk membeli gas air mata,” pintanya.

“Senjata gas air mata sudah terbukti bisa mematikan banyak orang, apakah anggaran pembelanjaan akan ditambah dengan alasan persiapan 2024. Kalau aku sih mending diilangin saja sekalian,” tegas @didik_dsp. [ASI]

]]> Fantastis, anggaran Polri untuk pengadaan gas air mata tembus triliunan rupiah. Hal ini menjadi sorotan netizen. Pemerintah diminta menghentikan ang­garan tersebut.

Akun @MprAldo mengunggah meme berisi judul berita yang menyebut angga­ran gas air mata Rp 1,03 triliun. “Buset!!! Anggaran gas air mata Rp 1 triliun? Apa persiapan perang dengan rakyat?” ujar @ MprAldo.

Berdasarkan data dari situs lpse.polri.go.id, pengadaan gas air mata dianggarkan dengan menggunakan APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara). Sejak 2017, totalnya hampir Rp 1 triliun.

Tahun ini, Polri menganggarkan total Rp 160,1 miliar untuk pengadaan gas air mata berikut pelontarnya. Anggaran pengadaan gas air mata dalam lima tahun terakhir paling besar dilakukan Polri pada 2017 yang mencapai Rp 327,7 miliar.

Berikut anggaran pengadaan gas air mata Polri dari tahun 2017 hingga 2022. Tahun 2017, Pengadaan Gas Air Mata Brimob: Rp 65 miliar, Catridges Flas Ball/Amunisi Gas Air Mata Kaliber 44 mm: Rp 68 miliar.

Kemudian Amunisi Gas Air Mata Kaliber 37/38 mm APBN-P 2017: Rp 92 miliar, Catridge Gas Air Mata: Rp 52,5 miliar. Lalu, Pengadaan Catridge Gas Air Mata T.A. 2017: Rp 50,2 miliar.

Pada 2018, Pengadaan Gas Air Mata Brimob PDN TA.2018: Rp 30 miliar. Tahun 2019, Pengadaan Gas Air Mata Program Optimalisasi TA.2019: Rp 3 mil­iar dan Pengadaan Gas Air Mata Brimob Program PDN TA.2019: Rp 30 miliar.

Tahun 2020, Drone Pelontar Gas Air Mata: Rp 26,9 miliar dan Catridge Gas Air Mata: Rp 200 miliar. Pada 2021, Amunisi Drone Pelontar Gas Air Mata: Rp 11,2 mil­iar, Amunisi Drone Pelontar Gas Air Mata (PNBP): Rp 15,3 miliar, Pengadaan Drone Pelontar Gas Air Mata: Rp 38,6 miliar dan Amunisi Gas Air Mata: Rp 108 miliar.

Pada 2022, Pengadaan Launcher Gas Air Mata Program APBN T.A. 2022: Rp 41 miliar, Pengadaan Amunisi Gas Air Mata Program APBN T.A. 2022: Rp 69,1 miliar. Kemudian, Pengadaan Pelontar dan Gas Air Mata: Rp 30 miliar dan Pengadaan Gas Air Mata Kaliber 38 mm (Smoke) Program APBN T.A. 2022: Rp 20 miliar.

Akun @andripst mengungkapkan, ang­garan Polri untuk pengadaan gas air mata dan alat penghalau demo lebih dari Rp 1 triliun. Bahkan, total dana APBN yang di­habiskan sejak 2014-2022 mencapai 217,3 juta dolar AS setara Rp 3,3 triliun.

 

“(Itu) Anggaran Polri untuk peralatan-stok gas air mata, alat pukul, masker gas air mata, dan tameng,” ungkapnya.

Akun @ferryheilmann resah dengan anggaran peralatan Polri yang besar. Kata dia, dana Rp 1,03 triliun digelontorkan demi menegakkan ketidakadilan, mem­benarkan kebohongan, dan membungkus kedunguan dengan keluguan.

“Padahal itu uang hasil dari pajak rakyat,” ujar @ferryheilmann. “Fantastis jumlah nominal anggaran gas air mata tem­bus triliunan,” ujar @HambaAllah_411.

Akun @TANBARO13 menduga, peng­gunaan gas air mata di Kanjuruhan seba­gai salah satu trik untuk menghabiskan anggaran. Biasanya, pengadaan barang dalam anggaran harus dihabiskan su­paya tahun depan bisa dianggarkan lagi. “Nggak tahu sama gas air mata nih, apa harus dihabiskan juga,” ujarnya.

Akun @Rijaltobat_ menambahkan. Kata dia, catridges tersebut harus habis sebelum masa expired, agar anggaran turun lagi. Kalau tidak habis, anggaran akan berkurang dan otomatis serapan kurang baik pada kinerja anggaran.

“Begitulah metode anggaran turun. Jadi kadang dipaksa habis,” beber dia.

Akun @madisnur meminta Pemerintah menghentikan anggaran untuk Polri, khususnya untuk gas air mata. Dia bilang, salah satu cara efektif mengubah kepoli­sian adalah dengan defund.

“Hilangkan anggaran yang dipakai untuk menyakiti rakyat. Hilangkan anggaran un­tuk membeli gas air mata,” pintanya.

“Senjata gas air mata sudah terbukti bisa mematikan banyak orang, apakah anggaran pembelanjaan akan ditambah dengan alasan persiapan 2024. Kalau aku sih mending diilangin saja sekalian,” tegas @didik_dsp. [ASI]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories