
Alumni Belanda Bicara Pembangunan Sumbar, Pemprov Siapkan Beasiswa Genjot SDM Unggul .
Alumni Belanda asal Sumatera Barat (Sumbar) menyoroti pentingnya kolaborasi keilmuan antar alumni untuk meningkatkan kemajuan pembangunan daerah. Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy mengatakan, Pemerintahan Provinsi Sumbar tak segan-segan akan menyediakan beasiswa untuk menggenjot SDM yang unggul.
“Pemprov Sumbar akan memberikan beasiswa pendidikan bagi mahasiswa berprestasi dalam meningkatkan kemampuan dan keilmuannya melanjutkan pedidikan termasuk ke luar negeri sesuai ketentuan aturan yang berlaku nantinya,” kata Audy Joinaldy.
Alumni alumni Wageningen University and Research Belanda dalam Focus Group Discussion (FGD) Nuffic Neso Indonesia bersama jaringan alumni Belanda di Sumatera Barat dengan tema Alumni Belanda Bicara Pembangunan Sumatera Barat, yang dilaksanakan melalui platform zoom meeting, Kamis (6/5/2021).
FGD itu dilaksanakan sekitar 2 jam. Menghadirkan enam alumni Belanda asal Sumbar dari beragam disiplin keilmuan: Dr. Berlian Idriansyah Idris (Bidang Kesehatan), Herry Hernawan, M.Sc (bidang ekonomi dan keuangan), Dian Permatati (Bidang Teknik sipil), Dhaniel Ilyas, M.Sc (Bidang ekonometrik), Wiby Agung Nugroho (bidang financial controller dan logistik), serta H. Novrial, SE, MA, Ak (bidang pariwisata).
Audy juga mengatakan, keenam alumni yang hadir di forum FGD ini memantik dan memfasilitasi 6 isu strategis seputar upaya pembangunan Sumatera Barat seperti: Pandemi dan Pembangunan, Reformasi Birokrasi Keuangan, Pendanaan infrastruktur, konektivitas antara kota dan kabupaten, pembentukan jaringan alumni Belanda di Sumatera Barat, hingga best practices Birokrat yang kritis dan kreatif.
“FGD ini diharapkan bisa menjadi salah satu masukan konstruktif bagi pengambil keputusan di Sumatera Barat agar tujuan pembangunan daerah bisa dilakukan secara berkesinambungan, tepat waktu dan tepat sasaran,” harapnya.
Hal senada disampaikan, Inty Dienasari, perwakilan Nuffic Neso Indonesia yang menjabat sebagai koordinator bidang Education promotion, mengapreasi terselenggaranya acara ini.
Menurutnya, peran alumni Belanda di negeri ini sangatlah vital bagi penguatan knowledge diplomacy (diplomasi pendidikan) antara Indonesia-Belanda, serta untuk memperkuat hubungan bilateral bagi kedua negara di masa kini dan mendatang.
“Semoga acara FGD ini menghasilkan usulan dan rekomendasi yang maslahat dan bermanfaat bagi kemajuan pembangunan, khususnya bagi provinsi Sumatera Barat, dan umumnya bagi bangsa Indonesia di masa mendatang,” katanya.
Sesi FGD diawali dengan pemaparan materi seputar ‘Dampak pandemi Covid-19 pada ekonomi: bagaimana menyiasatinya?’ yang dipresentasikan oleh: Dr. Berlian Idriansyah Idris.
Alumnus kampus Erasmus University Rotterdam itu ingin mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada gelombang kedua hingga varian baru dari Covid-19 yang lebih menular, sebagaimana negara lain sudah melaporkan peningkatan jumlah kasus.
Menurutnya ilmu resilient (tetap kuat dan tanggap di tengah kondisi) adalah sebuah keniscayaan. “Tidak ada cara lain yang paling efektif selain kita bahu-membahu bergotong royong memulihkan sektor ekonomi bersama-sama, tentunya dengan tetap memperhatikan prokes dan menjaga Kesehatan,” katanya.
Pembahasan selanjutnya disampaikan Herry Hernawan, M.Sc yang menyoroti seputar upaya reformasi birokrasi di lingkungan pemerintahan, khususnya di Kementerian Keuangan. Salah satu catatan yang ia kemukakan adalah pentingnya penguatan kapasitas, kapabilitas dan intergritas bagi sumber daya manusia di suatu tatanan birokasi.
“Program yang dibuat atau dirancang pemerintah baru bisa berhasil jika birokrat yang melaksanakannya memiliki kapasitas dan kapabilitas serta integritas yang kuat dalam mewujudkan rencana tersebut, tegasnya.
Dian Permatati, alumnus kampus Vrije Universiteit, Amsterdam,merekomendasikan pentingnya optimalisasi KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha) dalam hal penyediaan infrastruktur.
Ia menekankan, manfaat utama dari optimalisasi KPBU yang efektif dan transparan akan berdampak positif pada penyediaan pelayanan publik yang berkualitas tinggi, reformasi administrasi, pengaktifan perekonomian lewat penciptaan kesempatan bisnis bagi sektor swasta, hingga berkurangnya jangka waktu pembangunan fasilitas.
Terkait dengan upaya membangun konektivitas antar kota dan kabupaten, Daniel Ilyas, alumnus kampus University van Amsterdam (UVA) mengemukakan pentingnya konektivitas. Karena selain meringankan dan mempermudah faktor produksi, distribusi dan konsumsi suatu daerah hingga menentukan peningkatan aktivitas ekonomi nasional dan daerah.
Sebagai pegiat bidang ekonometrik, ia juga mengingatkan pentingnya pengadaan dan penguatan data dalam pembangunan ekonomi di masa mendatang. Dian Permatati menambahkan, perlu diperhatikan dan dibahas terkait isu konektivitas dalam dan antar kotakabupaten, seperti pembangunan infrastruktur transportasi dan pertumbuhan kota kedepannya.
“Feasibilitas pengadaan moda transportasi publik dalam kota (isu self-finance, permintaan, dan lain sebagainya), juga Pembangunan infrastruktur transportasi dan pengaruhnya terhadap perkembangan tata ruang di masa yang akan datang,” ujarnya.
Wiby Agung Nugroho, alumni yang kini bekerja sebagai financial controller di XPO logistics utrecht, banyak menyoroti pentinganya penguatan jaringan alumni bagi pembangunan daerah.
Sambil mengajak nostalgia seputar pengalaman belajar belajar dan hidup di Belanda, Wiby juga mengajak semua rekan-rekan alumni Belanda di sumatera Barat untuk mau andil dalam kemajuan dan pembangunan daerah.
“Kita pernah belajar di Belajar di Belanda, sense of belonging ini menjadi modal utama, juga tentunya, setiap dari kita mempunyai kemampuan dan expertise yang berbeda-beda, itu adalah suatu hal yang lumrah sekaligus menjadi istimewa, karena denganya kita bisa saling merangkul, bahu-membahu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk sama-sama melangkah melakukan perubahan bagi daerah tercinta,” ungkapnya.
Materi terakhir disampaikan oleh H. Novrial, SE, MA, Ak. Alumnus Institute for Housing and urban development studies Erasmus University Rotterdam yang kini menjabat sebagai kepala dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat.
Ia menyoroti sejumlah peluang dan tantangan bagi sektor pariwisata di Sumatera Barat, mulai dari aspek budaya, hingga sosiologis etnik minang yang unik yang bisa menjadi peluang sekaligus tantangan pariwisata Sumbar.
Selanjutnya, Novrial juga menawarkan beberapa solusi pengembangan pariwisata di Sumatera Barat, mulai dari reorientasi strategi pengembangan, fokus pada transformasi SDM, optimalisasi prioritas pembangunan hingga promosi efektif dan efesien.
Sebelumnya, Audy Joinaldy tujuh prioritas pembangunan Sumbar:
1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berakhlakul mulia, sehat, berpengetahuan, terampil, dan berdaya saing.
2. Meningkatkan tata kehidupan sosial kemasyarakatan berdasarkan Adat Bersandi Syarak – Syarak Bersandi Kitabullah
3. Meningkatkan nilai tambah dan produktifitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
4. Meningkatkan usaha perdagangan dan industri kecil/menengah serta ekonomi berbasis digital.
5. Meningkatkan ekonomi kreatif dan daya saing kepariwisataan.
6. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berkeadilan dan berkelanjutan.
7. Mewujudkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang bersih, akuntabel serta berkualitas.
FGD yang berakhir tepat pukul 12.30 WIB ini menghasilkan beberapa catatan dan rekomendasi untuk membantu mewujudukan program dan visi misi pemerintah provinsi Sumatera Barat. Catatan usulan dan rekomendasi tersebut akan disampaikan langsung oleh perwakilan alumni Belanda di Sumatera Barat kepada pemerintah Provinsi Sumatera Barat setelah Lebaran Idul Fitri 1442 H.[MEL]
]]> .
Alumni Belanda asal Sumatera Barat (Sumbar) menyoroti pentingnya kolaborasi keilmuan antar alumni untuk meningkatkan kemajuan pembangunan daerah. Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy mengatakan, Pemerintahan Provinsi Sumbar tak segan-segan akan menyediakan beasiswa untuk menggenjot SDM yang unggul.
“Pemprov Sumbar akan memberikan beasiswa pendidikan bagi mahasiswa berprestasi dalam meningkatkan kemampuan dan keilmuannya melanjutkan pedidikan termasuk ke luar negeri sesuai ketentuan aturan yang berlaku nantinya,” kata Audy Joinaldy.
Alumni alumni Wageningen University and Research Belanda dalam Focus Group Discussion (FGD) Nuffic Neso Indonesia bersama jaringan alumni Belanda di Sumatera Barat dengan tema Alumni Belanda Bicara Pembangunan Sumatera Barat, yang dilaksanakan melalui platform zoom meeting, Kamis (6/5/2021).
FGD itu dilaksanakan sekitar 2 jam. Menghadirkan enam alumni Belanda asal Sumbar dari beragam disiplin keilmuan: Dr. Berlian Idriansyah Idris (Bidang Kesehatan), Herry Hernawan, M.Sc (bidang ekonomi dan keuangan), Dian Permatati (Bidang Teknik sipil), Dhaniel Ilyas, M.Sc (Bidang ekonometrik), Wiby Agung Nugroho (bidang financial controller dan logistik), serta H. Novrial, SE, MA, Ak (bidang pariwisata).
Audy juga mengatakan, keenam alumni yang hadir di forum FGD ini memantik dan memfasilitasi 6 isu strategis seputar upaya pembangunan Sumatera Barat seperti: Pandemi dan Pembangunan, Reformasi Birokrasi Keuangan, Pendanaan infrastruktur, konektivitas antara kota dan kabupaten, pembentukan jaringan alumni Belanda di Sumatera Barat, hingga best practices Birokrat yang kritis dan kreatif.
“FGD ini diharapkan bisa menjadi salah satu masukan konstruktif bagi pengambil keputusan di Sumatera Barat agar tujuan pembangunan daerah bisa dilakukan secara berkesinambungan, tepat waktu dan tepat sasaran,” harapnya.
Hal senada disampaikan, Inty Dienasari, perwakilan Nuffic Neso Indonesia yang menjabat sebagai koordinator bidang Education promotion, mengapreasi terselenggaranya acara ini.
Menurutnya, peran alumni Belanda di negeri ini sangatlah vital bagi penguatan knowledge diplomacy (diplomasi pendidikan) antara Indonesia-Belanda, serta untuk memperkuat hubungan bilateral bagi kedua negara di masa kini dan mendatang.
“Semoga acara FGD ini menghasilkan usulan dan rekomendasi yang maslahat dan bermanfaat bagi kemajuan pembangunan, khususnya bagi provinsi Sumatera Barat, dan umumnya bagi bangsa Indonesia di masa mendatang,” katanya.
Sesi FGD diawali dengan pemaparan materi seputar ‘Dampak pandemi Covid-19 pada ekonomi: bagaimana menyiasatinya?’ yang dipresentasikan oleh: Dr. Berlian Idriansyah Idris.
Alumnus kampus Erasmus University Rotterdam itu ingin mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada gelombang kedua hingga varian baru dari Covid-19 yang lebih menular, sebagaimana negara lain sudah melaporkan peningkatan jumlah kasus.
Menurutnya ilmu resilient (tetap kuat dan tanggap di tengah kondisi) adalah sebuah keniscayaan. “Tidak ada cara lain yang paling efektif selain kita bahu-membahu bergotong royong memulihkan sektor ekonomi bersama-sama, tentunya dengan tetap memperhatikan prokes dan menjaga Kesehatan,” katanya.
Pembahasan selanjutnya disampaikan Herry Hernawan, M.Sc yang menyoroti seputar upaya reformasi birokrasi di lingkungan pemerintahan, khususnya di Kementerian Keuangan. Salah satu catatan yang ia kemukakan adalah pentingnya penguatan kapasitas, kapabilitas dan intergritas bagi sumber daya manusia di suatu tatanan birokasi.
“Program yang dibuat atau dirancang pemerintah baru bisa berhasil jika birokrat yang melaksanakannya memiliki kapasitas dan kapabilitas serta integritas yang kuat dalam mewujudkan rencana tersebut, tegasnya.
Dian Permatati, alumnus kampus Vrije Universiteit, Amsterdam,merekomendasikan pentingnya optimalisasi KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha) dalam hal penyediaan infrastruktur.
Ia menekankan, manfaat utama dari optimalisasi KPBU yang efektif dan transparan akan berdampak positif pada penyediaan pelayanan publik yang berkualitas tinggi, reformasi administrasi, pengaktifan perekonomian lewat penciptaan kesempatan bisnis bagi sektor swasta, hingga berkurangnya jangka waktu pembangunan fasilitas.
Terkait dengan upaya membangun konektivitas antar kota dan kabupaten, Daniel Ilyas, alumnus kampus University van Amsterdam (UVA) mengemukakan pentingnya konektivitas. Karena selain meringankan dan mempermudah faktor produksi, distribusi dan konsumsi suatu daerah hingga menentukan peningkatan aktivitas ekonomi nasional dan daerah.
Sebagai pegiat bidang ekonometrik, ia juga mengingatkan pentingnya pengadaan dan penguatan data dalam pembangunan ekonomi di masa mendatang. Dian Permatati menambahkan, perlu diperhatikan dan dibahas terkait isu konektivitas dalam dan antar kotakabupaten, seperti pembangunan infrastruktur transportasi dan pertumbuhan kota kedepannya.
“Feasibilitas pengadaan moda transportasi publik dalam kota (isu self-finance, permintaan, dan lain sebagainya), juga Pembangunan infrastruktur transportasi dan pengaruhnya terhadap perkembangan tata ruang di masa yang akan datang,” ujarnya.
Wiby Agung Nugroho, alumni yang kini bekerja sebagai financial controller di XPO logistics utrecht, banyak menyoroti pentinganya penguatan jaringan alumni bagi pembangunan daerah.
Sambil mengajak nostalgia seputar pengalaman belajar belajar dan hidup di Belanda, Wiby juga mengajak semua rekan-rekan alumni Belanda di sumatera Barat untuk mau andil dalam kemajuan dan pembangunan daerah.
“Kita pernah belajar di Belajar di Belanda, sense of belonging ini menjadi modal utama, juga tentunya, setiap dari kita mempunyai kemampuan dan expertise yang berbeda-beda, itu adalah suatu hal yang lumrah sekaligus menjadi istimewa, karena denganya kita bisa saling merangkul, bahu-membahu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk sama-sama melangkah melakukan perubahan bagi daerah tercinta,” ungkapnya.
Materi terakhir disampaikan oleh H. Novrial, SE, MA, Ak. Alumnus Institute for Housing and urban development studies Erasmus University Rotterdam yang kini menjabat sebagai kepala dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat.
Ia menyoroti sejumlah peluang dan tantangan bagi sektor pariwisata di Sumatera Barat, mulai dari aspek budaya, hingga sosiologis etnik minang yang unik yang bisa menjadi peluang sekaligus tantangan pariwisata Sumbar.
Selanjutnya, Novrial juga menawarkan beberapa solusi pengembangan pariwisata di Sumatera Barat, mulai dari reorientasi strategi pengembangan, fokus pada transformasi SDM, optimalisasi prioritas pembangunan hingga promosi efektif dan efesien.
Sebelumnya, Audy Joinaldy tujuh prioritas pembangunan Sumbar:
1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berakhlakul mulia, sehat, berpengetahuan, terampil, dan berdaya saing.
2. Meningkatkan tata kehidupan sosial kemasyarakatan berdasarkan Adat Bersandi Syarak – Syarak Bersandi Kitabullah
3. Meningkatkan nilai tambah dan produktifitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
4. Meningkatkan usaha perdagangan dan industri kecil/menengah serta ekonomi berbasis digital.
5. Meningkatkan ekonomi kreatif dan daya saing kepariwisataan.
6. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berkeadilan dan berkelanjutan.
7. Mewujudkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang bersih, akuntabel serta berkualitas.
FGD yang berakhir tepat pukul 12.30 WIB ini menghasilkan beberapa catatan dan rekomendasi untuk membantu mewujudukan program dan visi misi pemerintah provinsi Sumatera Barat. Catatan usulan dan rekomendasi tersebut akan disampaikan langsung oleh perwakilan alumni Belanda di Sumatera Barat kepada pemerintah Provinsi Sumatera Barat setelah Lebaran Idul Fitri 1442 H.[MEL]
]]> .
Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .