Ajak Rakyat Ngutang Ke Bank Sri Mulyani Dinyinyirin

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengajak masyarakat berani ngutang ke bank. Alasannya, untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Ajakan Sri Mulyani itu dinyinyirin warganet. Menurut mereka, kalau urusan ngutang, Sri Mulyani emang jagonya.

Ajakan Sri Mulyani agar pinjam uang ke bank diucapkannya pada acara Temu Stakeholder untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional, di Semarang, Kamis (25/3).

Menurut dia, pemerintah sudah mengeluarkan berbagai stimulus perpajakan untuk mengerek konsumsi dan mendorong masyarakat lebih berani ngutang ke bank.

Dia juga meminta, perbankan berani memberikan pinjaman dengan bunga yang masuk akal. Apalagi suku bunga acuan (BI rate) sudah berada dalam posisi terendah sepanjang sejarah yaitu 3,5 persen.

“Tentu dengan itu (penyaluran kredit) bisa menggerakkan ekonomi. Sekarang ini APBN menjadi pendorong ekonomi yang (lebih) dominan,” cetusnya.

Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia ini memandang, roda perekonomian tidak bisa hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Butuh sinergi seluruh kepentingan. Bahkan, untuk meningkatkan konsumsi, pemerintah telah memberi stimulus relaksasi Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) di bidang otomotif dan properti.

“Diharapkan daya ungkitnya bisa meningkat untuk konsumsi barang-barang terutama yang sifatnya durable yang itu biasanya adalah kelompok konsumsi di kelompok menengah masyarakat atas,” beber Sri Mulyani.

Warganet ikut mengomentari ajakan Sri Mulyani itu. Eks Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu melalui akun Twitter pribadinya, @msaid_didu, geleng-geleng kepala.

“Mengimbau rakyat agar menambah utang ke bank di tengah kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh rakyat, itu sama dengan menyuruh petani menanam padi di padang pasir,” kritik Didu.

 

Didu juga menganggap imbauan Sri Mulyani sangat bertentangan dengan filosofi maupun pesan yang disampakan orang tua dulu: menabung pangkal kaya. “Dulu, imbauan anak-anak agar rajin menabung. Sekarang imbauannya agar rajin ngutang,” cecarnya.

@Widanta3 juga menyentil Sri Mulyani. “Kemarin nyuruh beli mobil, sekarang nyuruh utang bank. Ini Menkeu atau marketing dealer? Atau marketing bank?” sindirnya. “Kasihan rakyat disuruh ngutang. Jangan samakan dengan negara yang suka berutang. Nanti kalo rakyat terjerat utang bagaimana? Apalagi utangnya berbunga, riba tuh. Mari kita cari solusi yang barokah dunia akhirat,” samber @Tomhen2.

Ada juga yang menyebut Sri Mulyani jagonya utang. “Utang lagi, utang lagi yang dibahas sama Ibu Menkeu. Bukannya kasih solusi bagaimana cara bayar utang,” keluh @Zulfa69685456. “Kan Menkeu sekarang pakar utang. Jadi ilmunya sekitar utang, dan utang, lalu utang lagi dibagiin. Nggak mikir gimana bayarnya,” seloroh @yaningwaylve.

Anggota Komisi XI DPR, Anis Byarwati ikut mengomentari ajakan Sri Mulyani. Menurut dia, berutang bukanlah solusi yang diharapkan rakyat. Seharusnya, pemerintah memaksimalkan ekonomi dalam negeri, melalui konsumsi rumah tangga.

Pemerintah juga harus mendorong industri manufaktur yang banyak menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan. Lagipula, belanja pemerintah belum maksimal. “Ketika tingkat konsumsi turun dan investasi rendah, seharusnya belanja pemerintah dioptimalkan untuk memulihkan ekonomi nasional,” sarannya, saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.

Politisi PKS ini pun meminta kepada pemerintah fokus pada pencapaian target ekonomi dan pembangunan yang ditetapkan dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 agar tidak gagal seperti sebelumnya. Sebab itu, diperlukan kerja keras. Bukan imbauan yang justru tidak solutif.

Ekonom Indef, Bhima Yudhistira menilai, persoalannya pada bank, bukan debiturnya. Saat ini, bank cenderung menahan memberikan kredit, dengan mempertimbangkan ekonomi yang belum pulih. Selain itu, bank juga menghadapi masalah penurunan suku bunga yang lambat.

Menurut Bhima, kalau pelaku usaha diminta ngutang, harusnya ada kebijakan agar bunga bank makin cepat turunnya. “Bank Himbara harus lead dorong kredit baru. Kemudian transparansi suku bunga kredit harus segera dibuka. BI dan pemerintah saling dorong efisiensi bank agar transmisi bunga kreditnya lebih cepat,” terangnya. [MEN]

]]> Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengajak masyarakat berani ngutang ke bank. Alasannya, untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Ajakan Sri Mulyani itu dinyinyirin warganet. Menurut mereka, kalau urusan ngutang, Sri Mulyani emang jagonya.

Ajakan Sri Mulyani agar pinjam uang ke bank diucapkannya pada acara Temu Stakeholder untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional, di Semarang, Kamis (25/3).

Menurut dia, pemerintah sudah mengeluarkan berbagai stimulus perpajakan untuk mengerek konsumsi dan mendorong masyarakat lebih berani ngutang ke bank.

Dia juga meminta, perbankan berani memberikan pinjaman dengan bunga yang masuk akal. Apalagi suku bunga acuan (BI rate) sudah berada dalam posisi terendah sepanjang sejarah yaitu 3,5 persen.

“Tentu dengan itu (penyaluran kredit) bisa menggerakkan ekonomi. Sekarang ini APBN menjadi pendorong ekonomi yang (lebih) dominan,” cetusnya.

Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia ini memandang, roda perekonomian tidak bisa hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Butuh sinergi seluruh kepentingan. Bahkan, untuk meningkatkan konsumsi, pemerintah telah memberi stimulus relaksasi Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) di bidang otomotif dan properti.

“Diharapkan daya ungkitnya bisa meningkat untuk konsumsi barang-barang terutama yang sifatnya durable yang itu biasanya adalah kelompok konsumsi di kelompok menengah masyarakat atas,” beber Sri Mulyani.

Warganet ikut mengomentari ajakan Sri Mulyani itu. Eks Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu melalui akun Twitter pribadinya, @msaid_didu, geleng-geleng kepala.

“Mengimbau rakyat agar menambah utang ke bank di tengah kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh rakyat, itu sama dengan menyuruh petani menanam padi di padang pasir,” kritik Didu.

 

Didu juga menganggap imbauan Sri Mulyani sangat bertentangan dengan filosofi maupun pesan yang disampakan orang tua dulu: menabung pangkal kaya. “Dulu, imbauan anak-anak agar rajin menabung. Sekarang imbauannya agar rajin ngutang,” cecarnya.

@Widanta3 juga menyentil Sri Mulyani. “Kemarin nyuruh beli mobil, sekarang nyuruh utang bank. Ini Menkeu atau marketing dealer? Atau marketing bank?” sindirnya. “Kasihan rakyat disuruh ngutang. Jangan samakan dengan negara yang suka berutang. Nanti kalo rakyat terjerat utang bagaimana? Apalagi utangnya berbunga, riba tuh. Mari kita cari solusi yang barokah dunia akhirat,” samber @Tomhen2.

Ada juga yang menyebut Sri Mulyani jagonya utang. “Utang lagi, utang lagi yang dibahas sama Ibu Menkeu. Bukannya kasih solusi bagaimana cara bayar utang,” keluh @Zulfa69685456. “Kan Menkeu sekarang pakar utang. Jadi ilmunya sekitar utang, dan utang, lalu utang lagi dibagiin. Nggak mikir gimana bayarnya,” seloroh @yaningwaylve.

Anggota Komisi XI DPR, Anis Byarwati ikut mengomentari ajakan Sri Mulyani. Menurut dia, berutang bukanlah solusi yang diharapkan rakyat. Seharusnya, pemerintah memaksimalkan ekonomi dalam negeri, melalui konsumsi rumah tangga.

Pemerintah juga harus mendorong industri manufaktur yang banyak menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan. Lagipula, belanja pemerintah belum maksimal. “Ketika tingkat konsumsi turun dan investasi rendah, seharusnya belanja pemerintah dioptimalkan untuk memulihkan ekonomi nasional,” sarannya, saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.

Politisi PKS ini pun meminta kepada pemerintah fokus pada pencapaian target ekonomi dan pembangunan yang ditetapkan dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 agar tidak gagal seperti sebelumnya. Sebab itu, diperlukan kerja keras. Bukan imbauan yang justru tidak solutif.

Ekonom Indef, Bhima Yudhistira menilai, persoalannya pada bank, bukan debiturnya. Saat ini, bank cenderung menahan memberikan kredit, dengan mempertimbangkan ekonomi yang belum pulih. Selain itu, bank juga menghadapi masalah penurunan suku bunga yang lambat.

Menurut Bhima, kalau pelaku usaha diminta ngutang, harusnya ada kebijakan agar bunga bank makin cepat turunnya. “Bank Himbara harus lead dorong kredit baru. Kemudian transparansi suku bunga kredit harus segera dibuka. BI dan pemerintah saling dorong efisiensi bank agar transmisi bunga kreditnya lebih cepat,” terangnya. [MEN]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories