Airlangga Ramal Ekonomi Tahun Ini Tumbuh 5,5 Persen

Pemerintah memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh di kisaran 4-5,5 persen pada tahun ini. Pemulihan ekonomi didorong oleh peningkatan konsumsi, investasi, dan ekspor yang sejalan dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan Undang-Undang Cipta Kerja.

Begitu kata Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, pada acara Asian Insights Conference 2021 yang digelar Bank DBS Indonesia dengan IDE, Rabu (24/3). Pada acara itu hadir juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dan Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia, Paulus Sutisna.

Menurut Airlangga, pemerintah telah mempersiapkan beberapa langkah dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi. Beberapa di antaranya adalah pemberlakukan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro di 15 provinsi untuk menekan laju penyebaran Covid-19 dan percepatan realisasi belanja pemerintah di kuartal I-2021.

Selain itu, menurut dia, pemerintah juga meningkatkan anggaran penanganan Covid-19 dan program PEN menjadi Rp 699,43 triliun atau naik hingga 21 persen dibandingkan anggaran tahun 2020. 

“Dari program yang sedang dijalani, PPKM Mikro terbukti berhasil menurunkan angka kasus positif, kematian, dan meningkatkan tingkat kesembuhan. Momentum pemulihan ekonomi saat ini tentu harus bisa dimanfaatkan untuk mendorong reformasi struktural dengan memperbaiki iklim investasi,” ujarnya.

Melalui UU Cipta Kerja, kata dia, pemerintah memberikan fasilitas perlindungan, insentif, dan pembiayaan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). UU Cipta kerja memberikan kemudahan bagi UMKM untuk melakukan perizinan usaha, memperoleh sertifikasi halal secara gratis, dan pendirian perusahaan.

“Maka dari itu, kami pikir pemberlakukan Undang-Undang ini sangat tepat karena akan membantu mengurangi dampak negatif Covid-19 bagi mereka yang terdampak, terutama di sektor lapangan kerja,” jelas Airlangga.

Selain itu, pemerintah juga membentuk Indonesia Investment Authority (INA) sebagai alternatif pembiayaan jangka panjang. Hal ini dilakukan untuk  mendorong pembangunan infrastruktur. 

Pada 2020 pemerintah telah mengalokasikan modal sebesar Rp 15 triliun dan di 2021 sebesar Rp 60 triliun. Pada kuartal I, INA diharapkan dapat segera direalisasikan kegiatannya.

Selain sektor ekonomi, salah satu sektor yang terkena dampak paling parah dari pandemi Covid-19 adalah pariwisata dan ekonomi kreatif. Kunjungan wisatawan mancanegara turun hingga 75 persen sejak pandemi.

 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengatakan, melakukan dua kampanye nasional, yaitu Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia. Ditargetkan jumlah wisatawan domestik bisa meningkat.

Selain itu, pemerintah juga akan membuka lima destinasi baru di Bali untuk mempercepat pemulihan industri pariwisata. Sandi menjelaskan, akan meningkatkan jumlah wisatawan sehingga akan memperbesar kontribusi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia, Paulus Sutisna mengatakan, Bank DBS Indonesia cukup optimis dengan perbaikan ekonomi yang berlanjut di 2021. Dengan dukungan pemerintah, OJK, dan Bank Indonesia melalui berbagai program stimulus dan bauran kebijakan fiskal dan makroprudensial terbukti sangat instrumental di tengah peningkatan kasus pandemi tahun lalu.

“Selain vaksinasi, pemerintah juga melanjutkan pemberian insentif guna mendukung perekonomian, seperti potongan pajak untuk sektor otomotif dan properti, bantuan sosial, dan perpanjangan program restrukturisasi kredit,” ujarnya. [DIT]

]]> Pemerintah memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh di kisaran 4-5,5 persen pada tahun ini. Pemulihan ekonomi didorong oleh peningkatan konsumsi, investasi, dan ekspor yang sejalan dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan Undang-Undang Cipta Kerja.

Begitu kata Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, pada acara Asian Insights Conference 2021 yang digelar Bank DBS Indonesia dengan IDE, Rabu (24/3). Pada acara itu hadir juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dan Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia, Paulus Sutisna.

Menurut Airlangga, pemerintah telah mempersiapkan beberapa langkah dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi. Beberapa di antaranya adalah pemberlakukan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro di 15 provinsi untuk menekan laju penyebaran Covid-19 dan percepatan realisasi belanja pemerintah di kuartal I-2021.

Selain itu, menurut dia, pemerintah juga meningkatkan anggaran penanganan Covid-19 dan program PEN menjadi Rp 699,43 triliun atau naik hingga 21 persen dibandingkan anggaran tahun 2020. 

“Dari program yang sedang dijalani, PPKM Mikro terbukti berhasil menurunkan angka kasus positif, kematian, dan meningkatkan tingkat kesembuhan. Momentum pemulihan ekonomi saat ini tentu harus bisa dimanfaatkan untuk mendorong reformasi struktural dengan memperbaiki iklim investasi,” ujarnya.

Melalui UU Cipta Kerja, kata dia, pemerintah memberikan fasilitas perlindungan, insentif, dan pembiayaan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). UU Cipta kerja memberikan kemudahan bagi UMKM untuk melakukan perizinan usaha, memperoleh sertifikasi halal secara gratis, dan pendirian perusahaan.

“Maka dari itu, kami pikir pemberlakukan Undang-Undang ini sangat tepat karena akan membantu mengurangi dampak negatif Covid-19 bagi mereka yang terdampak, terutama di sektor lapangan kerja,” jelas Airlangga.

Selain itu, pemerintah juga membentuk Indonesia Investment Authority (INA) sebagai alternatif pembiayaan jangka panjang. Hal ini dilakukan untuk  mendorong pembangunan infrastruktur. 

Pada 2020 pemerintah telah mengalokasikan modal sebesar Rp 15 triliun dan di 2021 sebesar Rp 60 triliun. Pada kuartal I, INA diharapkan dapat segera direalisasikan kegiatannya.

Selain sektor ekonomi, salah satu sektor yang terkena dampak paling parah dari pandemi Covid-19 adalah pariwisata dan ekonomi kreatif. Kunjungan wisatawan mancanegara turun hingga 75 persen sejak pandemi.

 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengatakan, melakukan dua kampanye nasional, yaitu Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia. Ditargetkan jumlah wisatawan domestik bisa meningkat.

Selain itu, pemerintah juga akan membuka lima destinasi baru di Bali untuk mempercepat pemulihan industri pariwisata. Sandi menjelaskan, akan meningkatkan jumlah wisatawan sehingga akan memperbesar kontribusi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia, Paulus Sutisna mengatakan, Bank DBS Indonesia cukup optimis dengan perbaikan ekonomi yang berlanjut di 2021. Dengan dukungan pemerintah, OJK, dan Bank Indonesia melalui berbagai program stimulus dan bauran kebijakan fiskal dan makroprudensial terbukti sangat instrumental di tengah peningkatan kasus pandemi tahun lalu.

“Selain vaksinasi, pemerintah juga melanjutkan pemberian insentif guna mendukung perekonomian, seperti potongan pajak untuk sektor otomotif dan properti, bantuan sosial, dan perpanjangan program restrukturisasi kredit,” ujarnya. [DIT]
]]>.
Sumber : Rakyat Merdeka RM.ID .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories