
277 Tewas, 456 Terluka UNICEF: Buntut Invasi Rusia, 2/3 Anak Ukraina Telantar
Direktur Regional UNICEF (Organisasi PBB yang bergerak di bidang kesejahteraan anak di dunia) untuk Eropa dan Asia Tengah, Afshan Khan mengungkap satu fakta memprihatinkan tentang kondisi anak-anak di tengah konflik Ukraina, yang berkecamuk sejak 24 Februari lalu.
“Hampir dua pertiga anak-anak Ukraina terlantar. Baik itu pengungsi di dalam negeri, atau mereka yang telah melarikan diri melintasi perbatasan sebagai pengungsi,” kata Khan seperti dikutip CNN International, Rabu (15/6).
“Anak-anak terpaksa meninggalkan rumah, teman, mainan, anggota keluarga dan sesuatu yang berharga lainnya. Hanya untuk menghadapi ketidakpastian tentang masa depan,” imbuhnya.
Data PBB menyebut, perang Ukraina telah menewaskan 277 anak dan 456 terluka selama perang. Satu dari enam sekolah, luluh lantak kena serangan bom. Terutama, di wilayah timur Ukraina.
Data pemerintah Ukraina, bahkan lebih tinggi lagi. Jaksa Agung setempat mengatakan, 313 anak tewas dan 579 terluka dalam kondisi perang, yang dipicu invasi Rusia.
“Perang di Ukraina adalah krisis hak anak. UNICEF bekerja keras mendukung anak-anak dan keluarganya, di mana pun mereka berada di negara itu,” beber Khan.
Menurutnya, serangan terhadap daerah berpenduduk dan infrastruktur sipil harus segera dihentikan.
“UNICEF terus menyerukan, agar gencatan senjata diberlakukn secepatnya di Ukraina. Demi melindungi semua anak dari bahaya. Setiap kali perang ini berlanjut, dampak jangka panjang yang menghancurkan anak-anak pun meningkat. Tak cuma di Ukraina, tetapi juga di kawasan dan seluruh dunia,” tegas Khan. ■
]]> Direktur Regional UNICEF (Organisasi PBB yang bergerak di bidang kesejahteraan anak di dunia) untuk Eropa dan Asia Tengah, Afshan Khan mengungkap satu fakta memprihatinkan tentang kondisi anak-anak di tengah konflik Ukraina, yang berkecamuk sejak 24 Februari lalu.
“Hampir dua pertiga anak-anak Ukraina terlantar. Baik itu pengungsi di dalam negeri, atau mereka yang telah melarikan diri melintasi perbatasan sebagai pengungsi,” kata Khan seperti dikutip CNN International, Rabu (15/6).
“Anak-anak terpaksa meninggalkan rumah, teman, mainan, anggota keluarga dan sesuatu yang berharga lainnya. Hanya untuk menghadapi ketidakpastian tentang masa depan,” imbuhnya.
Data PBB menyebut, perang Ukraina telah menewaskan 277 anak dan 456 terluka selama perang. Satu dari enam sekolah, luluh lantak kena serangan bom. Terutama, di wilayah timur Ukraina.
Data pemerintah Ukraina, bahkan lebih tinggi lagi. Jaksa Agung setempat mengatakan, 313 anak tewas dan 579 terluka dalam kondisi perang, yang dipicu invasi Rusia.
“Perang di Ukraina adalah krisis hak anak. UNICEF bekerja keras mendukung anak-anak dan keluarganya, di mana pun mereka berada di negara itu,” beber Khan.
Menurutnya, serangan terhadap daerah berpenduduk dan infrastruktur sipil harus segera dihentikan.
“UNICEF terus menyerukan, agar gencatan senjata diberlakukn secepatnya di Ukraina. Demi melindungi semua anak dari bahaya. Setiap kali perang ini berlanjut, dampak jangka panjang yang menghancurkan anak-anak pun meningkat. Tak cuma di Ukraina, tetapi juga di kawasan dan seluruh dunia,” tegas Khan. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID .